Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Rupiah Melemah ke Rp15.885 per Dolar AS, BI Ungkap Penyebabnya

SELASA, 02 APRIL 2024 | 08:50 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Melemahnya nilai tukar (kurs) rupiah pada Senin (1/4) diyakini terjadi akibat pelemahan yuan China hingga data inflasi yang melebihi perkiraan pasar.

Hal tersebut diungkapkan Bank Indonesia (BI), usai Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Maret 2024 mencapai 3,05 persen secara tahunan (yoy) dan 0,52 persen secara bulanan.

Menurut data dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah sebesar 0,22 persen menjadi Rp15.885 per dolar AS. Pelemahan ini memperpanjang tren depresiasi selama tiga hari berturut-turut.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Edi Susianto, mengungkapkan bahwa situasi ini juga dipengaruhi oleh repatriasi dividen dari dalam negeri yang mendorong permintaan terhadap dolar AS, serta arus keluar modal asing.

BI juga mengakui bahwa rilis data inflasi Maret 2024 yang berada di atas ekspektasi pasar ikut memberikan dampak terhadap pelemahan mata uang Garuda.

Meski demikian, Edi menegaskan bahwa pihak BI akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas.

"BI terus masuk pasar, untuk menjaga agak terdapat keseimbangan supply demand valas di market,"kata Edi.

Di sisi lain, Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menilai bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh permintaan tinggi dolar AS di dalam negeri, terutama untuk impor bahan bakar minyak menjelang Lebaran atau Idulfitri 2024 serta selama musim pembagian dividen.

"Permintaan yang tinggi terhadap dolar AS untuk impor bahan bakar minyak, arus keluar modal, serta peningkatan permintaan dolar domestik saat musim pembagian dividen turut menyebabkan pelemahan rupiah," ujar Myrdal.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

PPP Lolos Parlemen, Pengamat: Jangan Semua Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

UPDATE

Dalil Tak Kuat, MK Tolak Lagi Gugatan PPP untuk Dapil Jateng

Selasa, 21 Mei 2024 | 15:57

DPR Bantah Ada Rapat Diam-diam Soal Revisi UU MK

Selasa, 21 Mei 2024 | 15:36

Harga Minyak Loyo Buntut Sinyal The Fed Menahan Suku Bunga

Selasa, 21 Mei 2024 | 15:24

BI dan DPD Kolaborasi Tekan Laju Inflasi Lewat Pemberdayaan UMKM

Selasa, 21 Mei 2024 | 15:05

Semangat Kebangkitan Nasional, Saatnya Kembali Bersatu

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:54

DPR Ungkap Ada Permintaan Menyamakan Masa Pensiun Polri dan Kejaksaan

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:50

Upacara Pemakaman Mendiang Presiden Raisi Dimulai di Tabriz

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:45

Nasib Ribuan Karyawan Polo Ralph Lauren Ada di Tangan MA

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:44

Partai Buruh dan Gelora Yakin MK Kabulkan Gugatan UU Pilkada

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:42

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Nurul Ghufron

Selasa, 21 Mei 2024 | 14:41

Selengkapnya