Ketua DPP PDIP, Puan Maharani/Ist
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, bakal tampil sebagai mediator rekonsiliasi PDIP dan Gerindra, terutama jika banteng luluh dan akhirnya bergabung Koalisi Indonesia Maju edisi Prabowo-Gibran.
Pandangan itu disampaikan analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Dedi Kurnia Syah, terkait dugaan PDIP bakal bergabung dengan Gerindra.
Menurut Dedi, angket yang digaungkan PDIP kubu Ganjar mandek, lantaran di internal banteng ada dua faksi.
"Sebenarnya PDIP sudah terbaca tidak solid sejak awal, ada dua kubu, kubu Puan Maharani dan Prananda sedang berebut pengaruh," kata Dedi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, di Jakarta, Minggu (31/3).
Kubu Puan, tambah Dedi, menunjukkan dukungan pada Jokowi dan Prabowo, dibanding ke Ganjar.
"Sebaliknya Prananda sangat loyal pada Ganjar. Sebab itu, angket akan mengalami kendala konsolidatif," katanya.
Terlepas dari itu, menurut Dedi, jika negosiasi PDIP dan Gerindra berlangsung, maka sosok yang menjadi mediator adalah Puan Maharani, karena berkepentingan menyelamatkan kursi parlemen.
"Puan akan jadi mediator antara Jokowi, Prabowo dan Megawati. Jadi, jika PDIP bergabung dengan Prabowo, sangat mungkin itu melalui Puan, dan Puan punya kepentingan, mempertahankan posisi ketua DPR," jelasnya.
Sebaliknya, jika PDIP tak gabung, Puan bisa gagal menduduki jabatan Ketua DPR RI periode 2024-2029.
"Jika PDIP gagal digiring ke Prabowo, besar kemungkinan Puan gagal juga menuju kursi pimpinan DPR, karena dari hitungan jumlah, PDIP minim dukungan," tutupnya.