Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 di di Desa Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat/Ist
Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 di di Desa Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, dengan kapasitas 1.760 MW siap beroperasi secara penuh. Kepastian ini, setelah fasilitas itu melewati serangkaian tes seperti plant reliability run and net dependable capacity test pada Jumat (29/3).
Dengan dilewatinya rangkaian proses tersebut, nantinya Indonesia akan resmi memiliki pembangkit integrated terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi dengan regasification system.
PLTGU Jawa-1 dikelola oleh PT Jawa Satu Power (JSP) yang dimiliki oleh konsorsium antara Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) dengan kepemilikan 40 persen, Marubeni 40 persen, dan Sojitz 20 persen.
CEO Pertamina NRE John Anis menyatakan apresiasinya yang luar biasa kepada seluruh jajaran manajemen dan perwira JSP atas dedikasi dan kerja keras yang luar biasa dalam menyelesaikan mega proyek ini.
"Dukungan dari semua pihak terus diharapkan agar PLTGU Jawa-1 dapat menunjukkan operational excellence dan bisa membawa manfaat optimal bagi Pertamina dan NKRI," ujar John dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/3).
Ia menambahkan bahwa dengan semua keunikan instalasinya, PLTGU Jawa-1 bisa menjadi salah satu pilar transisi energi yang menjadi kebanggaan Pertamina maupun Indonesia.
PLTGU Jawa-1 merupakan pembangkit Listrik yang mengintegrasikan floating storage and regasification unit (FSRU) dengan unit pembangkit listrik berkapasitas 1760 MW yang terdiri dari 2 unit pembangkit dengan masing-masing kapasitas 880 MW.
Unit 2 telah beroperasi komersial sejak Desember 2023. Proyek ini menghubungkan ketersediaan pasokan gas di Papua dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali.
Proyek ini memiliki sejumlah keunggulan, antara lain lebih efisien karena menggunakan generasi terbaru teknologi single shaft combined cycle gas turbine, sehingga harga jual Listrik pun menjadi kompetitif.
Dengan menggunakan sumber bahan bakar liquefied natural gas (LNG), maka emisi gas rumah kaca yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar batubara maupun BBM. Hal ini sejalan dengan upaya penurunan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan.
Ditambah lagi, pembangkit ini menggunakan teknologi closed loop cooling tower system yang meningkatkan kehandalan dalam mengurangi volume penggunaan air laut dalam hal mendukung operasional pembangkit.
Beroperasinya PLTGU Jawa-1 akan menjadi titik pencapaian penting bagi Pertamina dan sekaligus menambah portofolio pemanfaatan energi bersih dalam bisnis Pertamina.
Ditambahkan Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso, keberhasilan PLTGU Jawa-1 yang siap beroperasi ini menjadi salah satu milestone penting dalam transisi energi di Indonesia.
Pembangkit listrik terintegrasi ini diharapkan mampu menyumbang pengurangan emisi karbon yang signifikan, sehingga dapat mewujudkan tercapainya Net Zero Emission (NZE) di Indonesia.
"PLTU Jawa-1 hasil sinergi BUMN dan mitra menunjukan bahwa pencapaian NZE akan menjadi lebih cepat dengan adanya dukungan semua pihak. Kami berharap proyek ini akan mendorong berbagai proyek strategis energi transisi lainnya," pungkasnya.