Berita

Ilustrasi luar angkasa/Net

Tekno

Ada Matahari dan Bintang, Luar Angkasa Kok Gelap?

SENIN, 18 MARET 2024 | 05:57 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Saat melihat foto-foto luar angkasa akan tampak langit yang gelap, tidak berwarna biru seperti yang dilihat dari bumi kala siang hari. Padahal Matahari tetap bersinar sepanjang hari.

Kenapa luar angkasa gelap, padahal ada Matahari? Jika alam semesta diisi Matahari dan miliaran bintang, mengapa langit malam tidak bersinar dengan cahaya bintang?

Ini adalah pertanyaan klasik yang oleh para astronom disebut paradoks Olbers. Sebuah istilah yang diambil dari nama astronom Jerman Heinrich Olbers, yang coba menjawab pertanyaan "mengapa luar angkasa selalu gelap" dengan asumsi bahwa ruang antarbintang sebagian diisi dengan materi yang menyerap cahaya, misalnya awan debu antarbintang.

Tetapi hukum pertama termodinamika meragukan hipotesis ini. Karena materi antarbintang yang menyerap cahaya, pasti akan memanas dan mulai memancarkan cahaya itu sendiri.

Paradoks Olbers akhirnya terpecahkan pada abad ke-20. Ternyata alam semesta terus mengembang dan cahaya yang terlihat dari galaksi, saat menjauh, masuk ke dalam jangkauan inframerah, ultraviolet, dan gelombang radio, yang tidak terlihat oleh mata manusia.

Jika manusia bisa melihat gelombang mikro, maka seluruh ruang angkasa akan bersinar.

Pertanyaan lainnya, jika ruang angkasa gelap, kenapa Bumi bisa terang?

Dikutip dari Orbital Today, Senin (18/3), fenomena ini dapat dijelaskan dengan keberadaan atmosfer. Ruang angkasa hampir seperti ruang hampa, hanya ada sejumlah kecil gas dan debu kosmik dengan volume tertentu, tetapi tidak ada atmosfer. Dan cahaya perlu memantul dari sesuatu.

Cahaya akan bergerak lurus hingga mengenai suatu benda. Begitu cahaya mengenai dan memantulkan suatu objek, atmosfer-lah yang memberikan "hamburan" dalam spektrum yang terlihat oleh mata manusia.

Karena Bumi berputar pada porosnya, kegelapan menguasai sisi di mana cahaya Matahari tidak jatuh dan kita menyebut periode ini sebagai malam. Pada siang hari, atom, molekul, dan debu atmosfer berinteraksi dengan foton, yang menyebabkan cahaya matahari berhamburan.

Sebagian besar atmosfer menyebarkan cahaya biru, sebab cahaya biru memiliki panjang gelombang yang lebih pendek di ujung spektrum tampak dan lebih tersebar di atmosfer dibandingkan cahaya merah. Oleh karena itu, langit siang hari di Bumi tampak berwarna biru.

Di Mars, yang atmosfernya 100 kali lebih tipis dari Bumi, masih cukup untuk membuat langit tampak biru keabu-abuan di siang hari. Saat angin Mars yang sering bertiup menimbulkan awan debu dari permukaan, langit Mars pun menjadi lebih tipis, sehingga terlihat berwarna kemerahan.

Akan tetapi, jika kita berada di planet atau satelit yang tidak memiliki atmosfer atau atmosfer yang sangat tipis (seperti di Bulan atau Merkurius), langit terlihat hitam pada siang dan malam hari.

Itulah yang membuat foto-foto yang diambil oleh pesawat luar angkasa Apollo di Bulan, menampakkan langit di sana berwarna hitam, bahkan dengan sinar matahari yang cerah.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya