Berita

Presiden Palestina Mahmoud Abbas berfoto dengan Mohammed Mustafa setelah menunjuknya sebagai perdana menteri pada Kamis, 14 Maret 2024/Net

Dunia

Presiden Palestina Tunjuk Mohammed Mustafa Jadi PM Baru

JUMAT, 15 MARET 2024 | 08:22 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Otoritas Palestina yang menguasai beberapa bagian di Tepi Barat, tengah mereformasi ulang susunan pemerintahannya setelah Perdana Menteri Mohammed Shtayyeh mengundurkan diri bulan lalu.

Pada Kamis (14/3), Presiden Palestina Mahmoud Abbas dilaporkan telah menunjuk  penasihat ekonomi lamanya Mohammed Mustafa untuk mengisi jabatan perdana menteri menggantikan Shtayyeh.

Dalam sebuah pernyataan, Abbas meminta Mustafa untuk menyusun rencana penyatuan kembali pemerintahan di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki, memimpin reformasi di pemerintahan, layanan keamanan dan ekonomi serta memerangi korupsi.

Menurut Reuters, penunjukan Mustafa terjadi setelah meningkatnya tekanan untuk merombak dan merevitalisasi badan pemerintahan Palestina.

"Sebagai presiden, Abbas tetap menjadi tokoh paling berkuasa di Otoritas Palestina, namun penunjukan pemerintahan baru menggambarkan kesediaannya untuk memenuhi tuntutan internasional," ungkap laporan tersebut.

Mantan PM Shtayyeh mengundurkan diri pada bulan Februari dengan alasan perlunya perubahan di tengah perang Israel di Gaza dan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat.

Kini, Mustafa yang merupakan seorang ekonom lulusan AS dan independen secara politik, harus menghadapi tugas membentuk pemerintahan baru untuk otoritas Palestina.

Pria berusia 69 tahun itu, pernah menjabat posisi senior di Bank Dunia dan sebelumnya menjabat sebagai wakil perdana menteri dan menteri perekonomian.

Pada tahun 2015, Abbas menunjuk Mustafa sebagai ketua Dana Investasi Palestina (PIF), yang memiliki aset dan mendanai proyek senilai hampir 1 miliar dolar AS di seluruh wilayah pendudukan Palestina.

Dia menjabat sebagai wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas urusan ekonomi dari tahun 2013 hingga 2014, ketika dia memimpin sebuah komite rekonstruksi Gaza setelah perang tujuh minggu yang menewaskan lebih dari 2.100 warga Palestina.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Prabowo Kumpulkan Puluhan Pemred Media di Hambalang, Bahas Isu Terkini

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:20

Pemerintahan Prabowo Tegas Tolak Amnesti Bandar Narkoba

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:12

Trump Minta Ukraina Kembalikan Dana Bantuan yang Diberikan AS

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:12

BPI Danantara Himpun Penghematan Buat Investasi di Hilirisasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:11

Semoga Putusan Sengketa Pilkada MK Bukan Akibat Tekanan Politik

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:57

Kejari Muba Geledah Kantor Pengusaha H Alim

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:50

Zulhas Pastikan Stok Pangan Bulan Puasa Aman

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:30

Banyak Laporan Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi Sudah Masuk KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:08

Warga Taman Rasuna Gelar Jalan Sehat Sambut Ramadan

Minggu, 23 Februari 2025 | 09:47

Zulhas soal #KaburAjaDulu: Bentuk Kecintaan Terhadap Negara

Minggu, 23 Februari 2025 | 09:32

Selengkapnya