Berita

Petani memisahkan biji kakao yang rusak dari tumpukan di sebuah peternakan di San Pedro, Pantai Gading/Net

Bisnis

Gagal Panen Bikin Harga Biji Kakao Melonjak, Dunia Terancam Krisis Cokelat

KAMIS, 14 MARET 2024 | 13:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga cokelat di seluruh dunia kemungkinan akan semakin melonjak seiring dengan dihentikannya pengolahan pabrik kakao utama Afrika di Pantai Gading dan Ghana.

Empat sumber perdagangan yang dikutip Reuters mengatakan, hal itu terjadi karena pabrik-pabrik di dua negara penghasil 60 persen kakao tersebut sudah tidak mampu lagi membeli biji kakao yang semakin mahal akibat buruknya panen selama tiga tahun terakhir.

Pengolah biji kakao Pantai Gading, Transcao, yang merupakan salah satu dari sembilan pabrik besar di negara tersebut, mengatakan pihaknya telah berhenti membeli biji kakao karena harganya yang mahal.


Dua sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa pabrik tersebut memang masih memproses dari stok, tetapi tidak menyebutkan kapasitas apa yang dijalankannya. Dua sumber industri mengatakan pabrik tersebut kini hampir menganggur.

Salah satu dari dua sumber tersebut mengatakan lebih banyak pabrik besar yang dikelola negara akan segera ditutup di Pantai Gading, yang merupakan penghasil kakao terbesar di dunia, dan memproduksi hampir separuh kakao dunia.

Dua sumber yang sama mengatakan pedagang global perusahaan agrikultur Cargill bahkan kesulitan mendapatkan biji untuk pabrik pengolahan utamanya di Pantai Gading, sehingga menghentikan operasinya selama sekitar satu minggu pada bulan lalu.

Sementara itu di Ghana, produsen kakao nomor dua, sebagian besar dari delapan pabriknya, termasuk Perusahaan Pengolahan Kakao milik negara (CPC), telah berulang kali menghentikan pekerjaan selama berminggu-minggu sejak musim kakao dimulai pada Oktober.

CPC mengatakan mereka beroperasi dengan kapasitas sekitar 20 persen karena kekurangan biji kakao.

Dari data yang ada, harga kakao meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun lalu, mencapai harga tertinggi sepanjang masa.

Di AS, toko ritel AS mengenakan tarif 11,6 persen lebih tinggi untuk produk coklat tahun lalu dibandingkan tahun 2022, menurut data dari firma riset pasar Circana.

Organisasi Kakao Internasional (ICCO) memperkirakan produksi kakao global akan turun 10,9 persen menjadi 4,45 juta metrik ton pada musim ini.

Ketidaksesuaian pasokan dan permintaan akan menyebabkan pasar mengalami defisit sebesar 374.000 ton pada musim ini, naik dari 74.000 ton pada musim lalu, menurut ICCO.

Pakar kakao dunia dari Tropical Research Services, Steve Wateridge, angkat bicara mengenai situasi tersebut.

“Kita memerlukan penghancuran permintaan secara besar-besaran untuk mengejar kehancuran pasokan,” kata Wateridge.

Ia mengatakan pasar kakao bisa kembali mengalami defisit pada musim depan karena parahnya penyakit kacang-kacangan di Afrika Barat.

Menurut data ICCO, pasar belum pernah mengalami defisit selama empat tahun berturut-turut sejak akhir tahun 1960an.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya