Berita

Presiden Joko Widodo dinilai Jamiluddin Ritonga tak layak untuk memimpin koalisi partai politik pendukung Prabowo-Gibran/Net

Politik

Jokowi Tak Layak Jadi Ketua Koalisi

SELASA, 12 MARET 2024 | 15:08 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Usulan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) agar Presiden Joko Widodo menjadi ketua koalisi partai politik pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemerintahan mendatang dinilai aneh. Pasalnya, Jokowi jauh dari kata memenuhi syarat sebagai ketua koalisi.

Menurut analis politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, ketua koalisi idealnya dijabat presiden terpilih. Dengan posisi itu, presiden pantas untuk menaungi semua ketua umum parpol pendukungnya.

"Selain itu, posisi presiden juga lebih punya power di mata ketua umum. Hal itu akan memudahkan dalam mensinergikan ketua partai untuk mencapai tujuan koalisi yang ingin dicapai," ujar Jamiluddin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/3).


"Kriteria itu tentu sudah tak dimiliki Jokowi lagi. Pada saat itu Jokowi bukan lagi presiden, sehingga power-nya juga akan ikut menurun," sambungnya.

Jamiluddin menambahkan, jika presiden terpilih nanti tidak bersedia menjadi ketua koalisi, maka sebaiknya disepakati dari salah satu dari ketua umum yang masuk dalam koalisi. Idealnya ketua umum yang disepakati berasal dari partai yang mendapat suara terbesar pada Pileg 2024.

Namun demikian, ketua koalisi bisa saja digilir dari ketua umum partai pengusung. Tentu hal ini atas kesepakatan partai pengusung dan presiden terpilih.

"Dengan cara itu, ketua koalisi benar-benar hasil kesepakatan. Jadi, siapapun yang jadi ketua koalisi diharapkan dapat diterima," jelasnya.

Atas dasar itu, Jamiluddin memandang Jokowi tak layak menjadi ketua Koalisi Indonesia Maju dalam kepemimpinan Prabowo-Gibran ke depan.

"Jokowi juga tidak memenuhi kriteria. Sebab Jokowi bukanlah ketua umum partai. Karena itu, Jokowi juga tertutup untuk menjadi ketua koalisi," tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya