Seorang mantan karyawan raksasa manufaktur pesawat terbang Boeing, John Barnett yang terkenal karena membocorkan dugaan masalah keselamatan pada perusahaan tempatnya bekerja, ditemukan tewas.
Menurut laporan petugas koroner di kantor Koroner Charleston County Bobbi Jo O’Neal, South Carolina, Amerika Serikat pada Selasa (12/3), Barnett meninggal dunia pada hari Sabtu lalu (9/3) karena luka yang diakibatkan oleh diri sendiri.
“Departemen Kepolisian Kota Charleston sedang melakukan investigasi. Tidak ada rincian lebih lanjut yang tersedia saat ini,” ungkap laporan tersebut, seperti dimuat
Al-Jazeera.
Menurut laporan
BCC, pada saat kematiannya, Barnett sedang berada di Charleston untuk wawancara hukum terkait kasus tersebut.
Minggu lalu, dia memberikan keterangan resmi di mana dia ditanyai oleh pengacara Boeing terkait gugatan yang diajukan, sebelum diperiksa oleh pengacaranya sendiri.
Barnett seharusnya menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada Sabtu (9/3). Namun dia ditemukan tewas di dalam truknya di tempat parkir hotel.
Boeing, tempat Barnett bekerja selama lebih dari tiga dekade hingga pensiun pada 2017, menyampaikan belasungkawa atas berita kematiannya.
“Kami sedih atas meninggalnya Tuan Barnett, dan rasa duka kami tertuju pada keluarga dan teman-temannya,” kata produsen pesawat yang berbasis di Seattle itu.
Boeing, yang mendominasi pasar pesawat komersial dunia berada di bawah pengawasan ketat sejak adanya dua insidenkecelakaan fatal yang melibatkan Boeing 737 MAX pada 2018 dan 2019.
Terbaru pada Senin (11/2), sedikitnya 50 orang menderita luka-luka saat pesawar Boeing mengalami turbulensi hebat dalam perjalanan ke Selandia Baru dari Australia.
Awal Januari pintu darurat yang tidak terpakai meledak pada Boeing 737 Max baru, tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Portland.
Laporan awal dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS menunjukkan bahwa empat baut kunci, yang dirancang untuk menahan pintu dengan aman di tempatnya, tidak dipasang.
Pekan lalu, (Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan bahwa audit selama enam minggu terhadap perusahaan tersebut telah menemukan beberapa contoh di mana perusahaan diduga gagal mematuhi persyaratan kontrol kualitas manufaktur.