Berita

Representative Image/Net

Bisnis

Indonesia Targetkan 77 Juta Penumpang di Sektor Penerbangan pada 2024

SENIN, 11 MARET 2024 | 15:49 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Di tengah kondisi sektor penerbangan yang mulai kembali pulih pasca pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia mengumumkan target ambisius 77 juta pergerakan penumpang di sepanjang 2024 pada segmen domestik.

Target tersebut naik 16 persen dibandingkan target 2023 lalu, mengingat pemulihan sektor itu telah mencapai 83 persen.

"Tahun ini, recovery yang kami capai sudah mencapai 83 persen. Tahun ini (adalah) momen untuk bisa pulih penuh," kata Direktur Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerin Perhubungan (Kemenhub) Putu Eka Cahyadi dalam diskusi Forwahub dikutip Senin (11/3).


Jumlah penumpang sepanjang 2023 tercatat meroket 30 persen dibandingkan dengan jumlah penumpang 2022 yakni 61,99 juta penumpang.

Tidak hanya target penumpang yang meningkat, langkah signifikan lainnya dalam pemulihan di sektor penerbangan itu juga terlihat dari munculnya BBN Airlines Indonesia, maskapai baru yang baru-baru ini memperoleh Sertifikat Operasi Udara (AOC) penerbangan komersial penumpang dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia.

Chairman BBN Airlines Indonesia, Martynas Grigas, menyatakan bahwa dengan AOC ini, maskapai tersebut telah diakui oleh Kementerian Perhubungan sebagai memenuhi standar regulasi untuk memberikan layanan penerbangan komersial penumpang.

"Dengan adanya AOC ini, Kemenhub telah menyatakan bahwa BBN Airlines Indonesia layak dan memenuhi standar regulasi untuk membuka layanan penerbangan komersial penumpang yang akan mulai beroperasi segera pada Maret 2024," kata Martynas.

BBN Airlines Indonesia sendiri berencana untuk segera memulai operasionalnya pada bulan Maret 2024.

Tidak hanya fokus pada penerbangan domestik, maskapai ini menetapkan target ambisius untuk mengoperasikan 40 pesawat armada pada tahun 2027 mendatang, dengan ekspansi jangka panjang yang melibatkan pasar internasional, khususnya dari negara-negara seperti India dan China.

"Selain permintaan penerbangan domestik yang cukup besar, permintaan penerbangan yang tinggi juga datang dari India dan China," tutur Martynas.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya