Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati/Ist
Program inovasi teknologi, business model improvements, hingga sinergi entitas Pertamina mampu meraih efisiensi biaya dan peningkatan laba hingga 1,25 miliar dolar AS di tahun 2023.
Capaian tersebut berasal dari program cost optimization yang dijalankan di seluruh Pertamina Grup. Sepanjang tahun 2023, tercatat ada 301 program cost optimization dijalankan mulai dari strategi finansial maupun operasional.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, capaian ini merupakan bukti Pertamina sanggup beradaptasi dan berinovasi.
“Upaya ini tidak sekadar memangkas biaya, tetapi juga mengubah dan meningkatkan model operasional secara menyeluruh. Dampaknya luar biasa tahun 2023 seluruh program
cost optimization di Pertamina Grup berkontribusi hingga 1,25 miliar dolar AS,” ujar Nicke dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/3).
Nicke menambahkan, optimasi biaya sangat berperan mendukung peningkatan pendapatan dan laba perusahaan. Dengan operasi yang lebih efisien, Pertamina mampu mengoptimalkan potensi pendapatan lebih besar dan menjadi pemimpin di bisnis energi nasional.
“Pertamina kini semakin kokoh dalam komitmennya untuk terus berinovasi, menjaga efisiensi operasional, dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di sektor energi di Indonesia,” tambah Nicke.
Beragam program inovasi terbaik telah dijalankan Pertamina baik hulu, pengolahan, distribusi maupun pemasaran. Di sektor hulu, inovasi yang dijalankan antara lain sentralisasi pengadaan
chemical dan
borderless operation.
Sementara di sektor pengolahan, dilakukan optimasi pengadaan
crude, program efisiensi konsumsi energi dan optimalisasi unit proses. Di sektor distribusi, dilakukan inovasi optimasi rute,
parcel size dan
tonnase. Sementara di sektor
commercial & trading, Pertamina menjalankan program efisiensi proses pengadaan LPG & BBM.
Selain itu, di Holding Pertamina juga menjalankan program optimasi seperti liability management, renegosiasi pajak, sentralisasi infrastruktur IT, optimasi aset-aset penunjang dan sentralisasi proses pengadaan barang dan jasa.
“Sinergi bisnis,
digital transformation, revenue enhancement, dan
low risk ESG inilah empat fokus untuk meningkatkan
cost optimization tahun ini,” lanjut Nicke.