Berita

Wakil Tetap AS di PBB, Linda Thomas-Greenfield/Net

Dunia

AS Kembali Veto Resolusi Gencatan Senjata Gaza

RABU, 21 FEBRUARI 2024 | 10:52 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Untuk keempat kalinya, Amerika Serikat memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang berisi tuntutan agar gencatan senjata segera tercapai di Jalur Gaza.

Resolusi yang diajukan oleh Aljazair itu didukung oleh 13 dari 15 anggota tetap DK PBB, dengan AS yang menjatuhkan veto dan Inggris yang memilih abstain.

Perwakilan tetap AS di PBB, Linda Thomas-Greenfield pada Selasa (20/3) menilai resolusi Aljazair hanya akan menghambat perundingan yang sedang berlangsung tentang pembebasan sandera Israel oleh Hamas.

“Menuntut gencatan senjata segera dan tanpa syarat agar Hamas melepaskan sandera tidak akan menghasilkan perdamaian yang bertahan lama. Sebaliknya, hal ini bisa memperpanjang pertempuran antara Hamas dan Israel," tegasnya, seperti dimuat Arab News.

Sementara itu, Perwakilan Tetap Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama menegaskan bahwa rancangan resolusi itu ditunjukkan untuk mendukung hak hidup warga Palestina.

Sebaliknya, menurut Bendjama, pihak yang memveto berarti mendukung kekerasan brutal yang dilakukan Israel terhadap mereka.

"Resolusi ini merupakan sikap menentang para pendukung pembunuhan dan kebencian,” tegasnya.

Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menggambarkan kegagalan untuk mengadopsi resolusi Aljazair sebagai satu lagi babak kelam dalam sejarah DK PBB.

Dia menuduh Amerika memberikan perlindungan kepada Israel untuk mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza.

Utusan China, Zhang Jun, juga menyatakan kekecewaannya terhadap hasil pemungutan suara tersebut. Dia menilai veto AS akan mendorong situasi di Gaza ke arah yang lebih  berbahaya.

“Penghindaran pasif yang terus-menerus terhadap gencatan senjata tidak ada bedanya dengan memberikan lampu hijau terhadap berlanjutnya pembantaian,” ujarnya.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 29.000 warga Palestina telah terbunuh sejak perang Israel Hamas meletus 7 Oktober lalu.

Sekitar 70.000 orang terluka, dan ribuan jenazah diperkirakan masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Sekjen AMPG Anggap Qodari Sedang Melawak

Rabu, 22 Mei 2024 | 01:56

PK Ditolak MA, Alex Noerdin Tetap Jalani Vonis 9 Tahun Penjara

Rabu, 22 Mei 2024 | 01:36

Pemilik Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Bakal Diperiksa Polisi

Rabu, 22 Mei 2024 | 01:11

Tingkatkan Realisasi KPR Nonsubsidi, BTN Resmikan Sales Center Baru di 3 Kota Besar

Rabu, 22 Mei 2024 | 00:51

Tani Merdeka Bangun 7.200 Posko Pemenangan Sudaryono

Rabu, 22 Mei 2024 | 00:28

WWF ke-10 Aman dan Kondusif, Menteri PUPR Apresiasi Pengamanan TNI-Polri

Rabu, 22 Mei 2024 | 00:06

Mangkir dari Panggilan Kejaksaan, Anggota DPRD Madiun Dianggap Lecehkan Hukum

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:49

Supian Suri Dilaporkan ke KASN dan BKN Jelang Pilkada 2024

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:42

Nyaru jadi Bengkel, Industri Rumahan Narkotika Ini Mampu Memproduksi Jutaan Tablet

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:20

KLHK Lanjutkan Safari Sosialisasi FOLU Net Sink 2030 di Yogyakarta

Selasa, 21 Mei 2024 | 23:16

Selengkapnya