Berita

Ilustrasi/Net

Tekno

Di Munich, Belasan Perusahaan Teknologi Nyatakan Siap Cegah Penyalahgunaan AI

SENIN, 19 FEBRUARI 2024 | 09:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah perusahaan teknologi terkemuka termasuk OpenAI, Amazon, dan Google telah membentuk konsorsium untuk mencoba mencegah penggunaan kecerdasan buatan atau AI untuk menipu pemilih dalam pemilihan umum.

Pernyataan oleh sekitar 19 pemain besar dalam bidang kecerdasan dibuat Konferensi Keamanan Munich yang berlangsung Jumat (16/2). Mereka membuat serangkaian komitmen untuk mencoba mendeteksi misinformasi pemilu yang didukung AI, meresponsnya, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi penipuan.

Perusahaan-perusahaan tersebut berjanji untuk menggunakan teknologi untuk memitigasi risiko konten pemilu yang dihasilkan oleh AI dalam perjanjian tersebut, yang diberi nama “Kesepakatan Teknologi untuk Memerangi Penggunaan AI yang Menipu pada Pemilu 2024.”  

Mereka juga berkomitmen untuk berbagi informasi satu sama lain tentang cara mengatasi pelaku kejahatan.

“AI tidak menciptakan penipuan pemilu. Kita harus memastikan bahwa AI tidak menyebabkan penipuan semakin berkembang,” kata Presiden Microsoft, Brad Smith, dalam siaran pers yang mengumumkan perjanjian tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (19/2).

Adobe, TikTok dan International Business Machines (IBM), serta startup seperti Anthropic dan Inflection AI, termasuk di antara para penandatangan. Perjanjian tersebut juga mencakup perusahaan media sosial Meta Platforms, X dan Snap.

“Pembuatan dan pendistribusian konten pemilu yang menipu dengan AI yang disengaja dan dirahasiakan dapat menipu masyarakat dengan cara yang membahayakan integritas proses pemilu,” kata perjanjian tersebut.

Perkembangan AI telah membuat pembuatan gambar, audio, dan video palsu menjadi lebih mudah diakses. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa teknologi tersebut akan digunakan untuk menyesatkan pemilih di tahun ketika pemilu akan menentukan kepemimpinan 40 persen populasi dunia.  

Bulan lalu, pesan audio yang dihasilkan AI yang terdengar seperti Presiden Joe Biden berusaha menghalangi Partai Demokrat untuk memberikan suara dalam pemilihan pendahuluan di New Hampshire.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya