Mobil listrik Ford AS/Net
Hadirnya mobil listrik dengan harga rendah dari China sukses menambah tekanan baru bagi upaya berkelanjutan produsen mobil Eropa dan Amerika Serikat.
Kini pabrikan mobil listrik asal Eropa dan Amerika Serikat harus putar otak agar bisa membuat produk yang lebih terjangkau dan mampu bersaing.
BYD dan produsen mobil listrik China lainnya kini sedang mempercepat ekspor kendaraan ke Eropa dan wilayah lain.
Merespon perkembangan tersebut, produsen mobil listrik Eropa seperti Stellantis dan Renault baru mencoba mengembangkan kendaraan listrik yang lebih terjangkau, namun tetap lebih mahal daripada mobil dengan bahan bakar minyak.
CEO Renault Luca de Meo mengatakan, mengurangi harga akan lebih mudah bagi mobil yang lebih kecil karena produsen mobil dapat mengurangi ukuran baterai.
"Pengadaan baterai umumnya menghabiskan sekitar 40 persen biaya kendaraan listrik," ungkapnya, seperti dikutip dari
Reuters pada Sabtu (17/2).
Sementara di AS, raksasa seperti General Motors dan Ford membicarakan kemungkinan kemitraan yang dapat menurunkan biaya EV.
Ford mengevaluasi strategi baterainya dan telah membentuk tim khusus untuk merancang kendaraan listrik berbiaya lebih rendah yang dapat bersaing dengan BYD.
Para produsen mobil listrik asal AS dan Eropa pada dasarnya sedang menghadapi dilema yang rumit di mana mereka perlu mengurangi label harga kendaraan listrik, namun harus memangkas biaya terlebih dahulu agar dapat menghasilkan keuntungan yang diinginkan investor.