Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Teheran Klaim Antartika Milik Iran, Ungkap Rencana Bangun Pangkalan Militer

JUMAT, 16 FEBRUARI 2024 | 13:04 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Republik Islam Iran mengklaim bahwa benua Antartika adalah milik negara itu dan akan segera membangun operasi militernya di Kutub Selatan.

Mengutip New York Post, Jumat (16/2), klaim tersebut diumumkan Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Shahram Irania, pada akhir September tahun lalu, yang baru disoroti media asing pada pekan ini.

"Kami memiliki hak properti di Kutub Selatan. Kami memiliki rencana untuk mengibarkan bendera kami di sana dan melaksanakan pekerjaan militer dan ilmiah," kata Irani dalam pengumumannya pada saat itu.

Gertakan tersebut dinilai akan menjadi tantangan langsung bagi pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, setelah milisi pro-Iran bulan lalu menewaskan tiga tentara AS di pangkalan Yordania.

Sampai saat ini belum ada tanggapan resmi dari otoritas AS atas klaim Teheran tersebut. Namun, Fox News Digital sempat mewawancarai juru bicara Departemen Luar Negeri AS soal pencairan dana Iran baru-baru ini sebesar 6 miliar dolar di Qatar yang kemungkinan akan dipakai oleh Teheran untuk membangun pangkalan di Antartika.

"Tidak. Dana Iran yang disimpan di Qatar tidak boleh digunakan untuk kegiatan apa pun di Antartika," tegas seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang tidak disebut namanya.

Menurut jubir tersebut, dana itu hanya bisa digunakan untuk membeli barang-barang kemanusiaan, yaitu makanan, obat-obatan, peralatan medis, dan produk-produk pertanian.

Meski demikian, Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang dijatuhi sanksi oleh mantan Presiden Donald Trump menentang pembatasan dana tersebut.

Ia bahkan sempat mencemooh Biden, dengan menyatakan bahwa rezimnya akan menggunakan dana itu di mana saja yang mereka butuhkan.

Seorang analis militer dan intelijen dari Jerusalem Post, Yonah Jeremy Bob mengatakan bahwa rencana Iran akan membahayakan seluruh dunia.

"Rencana Iran di masa depan untuk berusaha memperluas kehadiran dan pengaruh militernya ke Antartika tidak hanya akan melanggar konvensi multilateral mengenai masalah ini, namun juga melanjutkan tren agresi rezim di seluruh dunia," tuturnya. [

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya