Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Krisis Ekonomi di China Mirip dengan Krisis AS 2008

SENIN, 12 FEBRUARI 2024 | 15:18 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Krisis ekonomi di China yang terjadi akibat ketergantungannya terhadap sektor real estat telah menyebabkan jatuhnya ekonomi negara itu, seperti krisis yang pernah terjadi di Amerika Serikat(AS).

Hal tersebut dikatakan seorang ekonom AS, pendiri hedge-fund ternama Hayman Capital, Kyle Bass.

"Krisis di China terlihat seperti krisis keuangan steroid di AS," katanya dikutip dari CNBC International Senin (12/2).


"Mereka (China) memiliki leverage (pinjaman dana) perbankan 3,5 kali lebih besar dibandingkan saat kita memasuki krisis, dan mereka baru terjun ke dunia perbankan selama beberapa dekade," ujarnya.

Menurut Bass, pertumbuhan ekonomi yang dinikmati China selama bertahun-tahun sebelum pandemi ini kemungkinan terjadi akibat pasar real estat yang tidak diatur dengan baik. Padahal sektor itu bergantung pada utang untuk melakukan ekspansi.

Adapun sektor real estat China diketahui menyumbang sekitar seperempat PDB negara, dan juga menyumbang 70 persen kekayaan rumah tangga.

Namun, karena masalah gagal bayar yang kini melanda industri ini, hal tersebut dapat menimbulkan masalah bagi perekonomian negara secara lebih luas.

"Arsitektur dasar perekonomian China telah rusak. Hampir setiap pengembang publik atau terdaftar di China mengalami gagal bayar," tambah Bass.

Mundurnya perekonomian China itu terjadi usai dua perusahaan terbesar, Evergrande dan Country Garden, memiliki utang kolektif lebih dari 500 miliar dolar (Rp7.803 triliun).

Pengadilan Hong Kong pada Januari memerintahkan likuidasi Evergrande. Keruntuhan Evergrande ini telah memicu kekhawatiran akan risiko sistemik yang akan datang.

"Sebagai perbandingan, sistem perbankan AS juga kehilangan sekitar 800 miliar dolar selama krisis keuangan, namun kemudian diseimbangkan kembali melalui modal baru," kata Bass, seraya menyinggung para pejabat China yang dinilai ragu-ragu untuk memberikan stimulus ekonomi seperti yang dilakukan AS pada 2008.

Bass mengatakan bahwa gagal bayar menyebabkan tekanan keuangan pada pemerintah daerah, yang meningkatkan pendapatan melalui penjualan tanah kepada pengembang.

Kebangkrutan pemerintah, katanya, kini tertinggal dari pasar properti, dengan pasar utang pemerintah daerah setara dengan 13 triliun dolar (Rp202.998 triliun).

Tekanan ini terlihat dari pasar China, yang telah kehilangan sekitar 7 triliun dolar sejak tahun 2021 lalu. Sementara dalam beberapa minggu terakhir, pihak berwenang di Beijing telah mempublikasikan upaya untuk membendung arus keluar ini, meskipun kepercayaan belum meningkat.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya