Istri Capres Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti/Ist
RMOL. Capres-Cawapres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD memandang potensi industri kreatif Indonesia tak kalah dari negara lain. Meski begitu, industri tersebut masih butuh banyak perhatian serta dukungan dari pemerintah.
Demikian dikatakan Jurkamnas TPN Ganjar-Mahfud, Oktafiandi, saat memberikan pemaparan di depan barisan relawan Baraya Kang Okta (BKO) yang mengikuti sosialisasi dan Training of Trainer (ToT) di Gedung GOR Genta, Kota Banjar, Jumat (9/2).
"Musik kita punya potensi besar, film mulai meningkat. Tinggal fasilitasnya," kata Oktafiandi.
Oktafiandi mengatakan, jika Ganjar-Mahfud terpilih di Pilpres 2024 mendatang, pasangan ini akan kembali menghidupkan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Selain itu, Oktafiandi juga menyinggung peribahasa "di balik laki-laki yang sukses, ada wanita yang hebat". Menurutnya, paslon 03 memiliki istri yang salehah dan diyakini bisa menjaga, serta mengingatkan pasangannya.
"Istri Pak Ganjar, Bu Atikoh itu cucu dari Kiai Hisyam Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Roudlotus Sholihin di Pedukuhan Sokawera, Desa Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga. Kiai Hisyam juga dikenal sebagai Rais Syuriah PCNU Purbalingga pada tahun 1973-1983," kata Oktafiandi.
Siti Atikoh Suprianti, menurut Oktafiandi, juga merupakan sosok wanita pekerja keras, berintegritas dan juga bertanggungjawab.
"Beliau sebelum pensiun dini, pernah menjadi ASN di DKI Jakarta sejak tahun 1999. Saat Jokowi dan Ahok jadi Gubernur DKI, beliau merahasiakan posisinya saat menajdi ASN di Jakarta, meskipun suaminya berteman dekat dengan Jokowi maupun Ahok," kata Oktafiandi.
Okatfiandi juga mengingatkan relawan untuk tetap solid dan terus meningkatkan kewaspadaan dalam pengawalan basis dan TPS.
"Lawan sudah mulai main klaim bansos yang berasal dari APBN. Tapi kita jangan terpancing dengan cara-cara kotor itu. Jaga soliditas, tingkatkan kewaspadaan, jaga TPS, kawal suara kita," pungkas Oktafiandi.
Turut hadir mendapampingi Oktafiandi di Banjar, Iwa Kusumah Sumantri, seorang tokoh senior PDIP yang menginisiasi pemekaran Ciamis dan Pangandaran.