Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok/RMOL
Keberadaan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di kubu Capres-Cawapres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dianggap sebagai hal negatif yang dapat merugikan kubu tersebut.
Begitu analisa yang disampaikan komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil merespons pernyataan-pernyataan Ahok belakangan ini setelah mundur dari jabatan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.
"Saya melihat Ahok itu sedang memainkan dramaturgi politik, artinya ketika Ahok bicara mendukung Ganjar plus Ahok menjelek-jelekkan Pak Jokowi, sehingga hari ini membuat banyak pendukung Pak Jokowi itu yang marah-marah, saya melihat ini semua adalah agenda setting," kata Kang Tamil kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (8/2).
Dari hipotesa Kang Tamil, langkah-langkah yang dilakukan Ahok belakangan ini dipastikan atas restu dari Presiden Joko Widodo.
Karena menurut dosen di Universitas Dian Nusantara ini, Ahok diibaratkan kata sebagai kerisnya Mpu Gandring, yang mempunyai kedigdayaan, tapi membawa petaka kepada siapapun yang memegangnya.
"Sama seperti Ahok, Ahok mempunyai kemampuan yang mumpuni, Ahok mempunyai sisi profesional, sisi manajerial yang bagus, tapi Ahok ini membawa petaka kepada siapapun atau di kubu manapun dia berada," terang Kang Tamil.
Dalam kontestasi Pilpres 2024 ini, kata Kang Tamil, keberadaan Ahok di kubu Ganjar bukan sebagai hal positif, akan tetapi justru sebagai hal negatif.
"Kenapa? Karena sebagai elektoral, premis pendukung Ahok dengan premis pendukung PDIP itu adalah ceruk pemilih yang sama, artinya tidak ada penambahan elektoral dengan Ahok bergabung ke sisinya Ganjar," pungkas Kang Tamil.