Berita

Kordinator Relawan Bolone Mase Ciayumajakuning, Mohamad Bisri Robis/RMOLJabar

Politik

Relawan Bolone Mase: Para Gurubesar Jadi Alat Propaganda Politik Praktis

RABU, 07 FEBRUARI 2024 | 07:20 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Sikap segelintir oknum Gurubesar dari sejumlah perguruan tinggi yang melakukan manuver politik jelang Pemilu 2024 disesalkan Koordinator Relawan Bolone Mase Ciayumajakuning, Mohamad Bisri Robis.

Bisri menegaskan, manuver politik yang dipertontonkan oleh para oknum Gurubesar tersebut jadi alat propaganda politik praktis. Padahal menurutnya, Gurubesar harus menjadi panutan bagi orang-orang yang masih bodoh atau rakyat kecil.

Bisri mengatakan, selama tidak menabrak aturan dan Undang-undang, maka sah-sah saja seorang presiden berkampanye, apalagi UU Pemilu memperbolehkan dan mengatur seorang presiden dan wakil presiden berkampanye.


“Selama tidak menabrak aturan dan diperbodohkan undang-undang, presiden bisa berkampanye, asal cuti dulu,” kata Bisri, dikutip Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (6/2).

Bendahara TKD 02 Kabupaten Cirebon tersebut menambahkan, kemunculan gerakan dari para oknum Gurubesar tersebut secara tidak langsung telah menimbulkan kegaduhan dan kontraproduktif menjelang Pemilihan Umum 14 Februari 2024.

“Saya menyayangkan oknum Gurubesar berpolitik praktis. Gurubesar sebagai akademisi menguji dan merumuskan undang-undang sebelum disahkan,” ujarnya.

Sebelumnya, gerakan civitas akademika dianggap sebagai gerakan tawar-menawar politik dengan menggunakan oknum gurubesar sebagai ujung tombak untuk permainan propaganda menjelang pencoblosan Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil, menanggapi adanya gerakan civitas akademika yang menyampaikan kritikan kepada Presiden Joko Widodo belakangan ini.

“Saya katakan ini tidak lebih dari gerakan-gerakan bargaining politik yang hari ini menggunakan para oknum-oknum guru-gurubesar ini sebagai ujung tombak untuk permainan-permainan propaganda,” kata Kang Tamil kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/2).

Kang Tamil menilai, para gurubesar yang membuat gerakan seharusnya mendapatkan teguran keras dari pihak kampus lantaran melakukan gerakan di luar ruang akademik. Mengingat, mahasiswa sebelumnya juga mendapatkan teguran keras dari kampus ketika melakukan sebuah gerakan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya