Berita

Harun Sulkam maju sebagai caleg DPR RI dari Partai Demokrat/Istimewa

Politik

Komitmen Harun Sulkam Memperjuangkan dan Membela Rakyat Tak Perlu Diragukan

SELASA, 30 JANUARI 2024 | 14:59 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Sosok Harun Sulkam rasanya sudah tidak asing bagi para aktivis '80-an dan '90-an di Yogyakarta. Pria yang akrab dipanggil Aam ini dikenal vokal dan kerap melakukan aksi perlawanan terhadap rezim Soeharto.

Untuk melawan rezim Soeharto kala itu, Aam dkk menggalang kekuatan mahasiswa, buruh, dan rakyat. Aam dkk membentuk  simpul-simpul perlawanan di setiap kampus di seluruh Indonesia.

Sikap kritis Aam ke rezim Soeharto sangat dipengaruhi perintah agama Islam Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Fungsi mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan) terpatri kuat di pikiran Aam.

Aam memang gencar melakukan berbagai aksi dan suara kritis ke penguasa saat itu. Membuat dirinya harus berurusan dengan ABRI, dan kampus UMY tempat dirinya menempuh ilmu.

UMY memperingatkan secara keras agar Aam tidak membawa nama institusi kampus ketika melakukan demo maupun advokasi ke rakyat. Sangat beralasan, Soeharto dikenal punya hubungan baik dengan petinggi Muhammadiyah dan UMY.

Aam pun harus rela pindah ke Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Kepindahan Aam tidak bisa dilepaskan intervensi ABRI di UMY. Walaupun begitu, Aam tetap menjaga hubungan baik dengan dosen dan UMY. Ia masih menjadi keluarga besar alumni UMY (KAUMY).

Ia harus rela tersingkir dari UMY yang dicintainya demi memperjuangkan kepentingan rakyat. Aam pun menyelesaikan tingkat sarjana (strata 1) di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Kepindahannya ini tak membuat dirinya lepas dari pengawasan Intel ABRI. Terutama ketika Aam mengadakan diskusi, rapat, hingga aksi. Diinterogasi Intel ABRI menjadi hal yang biasa dialami Aam.

Di sisi lain, untuk menambah pengetahuan bagi gerakan mahasiswa, Aam mengundang tokoh-tokoh kritis seperti Arief Budiman (Dosen UKSW), Romo Mangun, WS Rendra untuk berdiskusi di Yogyakarta.

Ada hal yang tidak dilupakan Aam ketika mengadvokasi warga yang tergusur proyek Kedung Ombo. Pemerintahan Soeharto tidak memberikan ganti rugi yang layak bagi warga setempat.

Dibantu YLBHI, Aam mendampingi warga sampai ke pengadilan untuk mencari keadilan. Namun, keadilan di era Soeharto sangat sulit diperoleh.

Aam juga mengorganisir buruh, mahasiswa, dan rakyat dalam menyuarakan keadilan buat Marsinah, salah satu aktivis buruh yang menjadi korban di era Orde Baru.

Marsinah sempat diculik oleh sekelompok orang, hingga kemudian mayatnya ditemukan di hutan di Dusun Jegong, Desa Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur, pada 8 Mei 1993.

Tak hanya itu, pembredelan Majalah Tempo, Editor, dan Detik turut mendapat penolakan Aam. Ia bersama kawan-kawan aktivis menggelar demo menentang pembredelan 3 media itu di UGM.

Aam juga menjalin hubungan dengan aktivis senior seperti almarhum Adnan Buyung Nasution, Prof Affan Gaffar, almarhum Adi Sasono, almarhum Rizal Ramli, Hariman Siregar, dan lain-lain. Bahkan almarhum Rizal Ramli dengan Aam seperti adik kakak. Aam memanggil Rizal Ramli dengan sebutan bang.

Hal sama juga terhadap Hariman Siregar. Aam memanggil Hariman dengan sebutan bang. Setiap acara memperingati peristiwa Malari 74 yang diadakan Hariman Siregar, Aam selalu mendapat undangan dan hadir.

Saat ini, Aam menjadi calon legislatif (caleg) DPR RI nomor 1 dari Partai Demokrat untuk daerah pemilihan (Dapil) Jatim VI meliputi Blitar, Kediri, dan Tulungagung.

Keputusan Partai Demokrat sudah tepat dengan mengajukan Harun Sulkam menjadi caleg karena kepeduliannya terhadap rakyat tidak diragukan.

Pengalaman panjang Aam dalam membela kepentingan rakyat akan diperjuangkan di DPR. Jika terpilih menjadi anggota DPR, ia akan mendorong pengesahan UU Perlindungan Asisten Rumah Tangga (ART).

Aam juga akan memperjuangkan penambahan anggaran subsidi pupuk bagi petani.

"Pupuk subsidi (harus) ditambah anggarannya, sehingga bisa diakses oleh masyarakat diikuti dengan tata kelola yang baik. Jadi (harus) ditambah tapi kalau tidak baik tata kelolanya, masih amburadul, banyak penyelewengan, pengawasannya tidak bagus juga percuma. Hanya orang-orang tertentu saja yang kemudian menikmati," papar Aam, dalam keterangannya, Selasa (30/1).

Seorang warga Kediri bernama Iwan Setiawan (45) menilai Aam layak menjadi anggota DPR.

"Keberpihakan Pak Harun Sulkam terhadap rakyat tidak diragukan lagi. Saya pilih beliau," tegasnya.

Iwan mengatakan, Aam telah banyak membantu rakyat kecil.

“Setiap Ramadhan ada bantuan dari beliau,” ujarnya.

Sementara Budiman (36) warga Blitar, menilai Harun Sulkam merupakan sosok yang merakyat.

“Pak Harun layak menjadi wakil rakyat. Saya doakan beliau menjadi anggota DPR RI,” pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya