Berita

Ilustrasi/Net

Otomotif

Tinggalkan Nikel, Nissan Gunakan Baterai Mobil Listrik Berbahan LFP

SELASA, 30 JANUARI 2024 | 10:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dalam upayanya menjangkau lebih banyak pelanggan, Nissan Motor akan memproduksi baterai lithium-ion dengan bahan berbiaya lebih rendah dan berencana memasangnya di kendaraan listrik yang akan dijual di pasar negara berkembang pada tahun 2026.

Menurut laporan Nikkei Selasa (30/1), produsen mobil Jepang tersebut berencana memproduksi baterai lithium iron phosphate (LFP), yang biaya pembuatannya sekitar 20 persen hingga 30 persen lebih murah dibandingkan baterai lithium-ion konvensional yang mengandung nikel, kobalt, dan mangan (NCM).

Keuntungannya adalah baterai LFP memiliki kepadatan energi yang lebih rendah dibandingkan baterai NCM, sehingga mengurangi jarak mengemudi per pengisian daya sebesar 20 persen hingga 30 persen.

Saat ini, Nissan sedang mengembangkan baterai LFP terutama di pusat penelitian dan pengembangannya di kota Atsugi, Jepang. Perusahaan juga sedang mempertimbangkan untuk membuat baterai sendiri di pabriknya di Yokohama dan fasilitas lainnya.

Selain berkolaborasi dengan beberapa produsen baterai, Nissan menjajaki potensi pengadaan dari luar grup.

Pembuat kendaraan listrik China, BYD, telah lebih dulu memimpin pengembangan baterai LFP, sementara rekan senegaranya CATL telah merilis model baterai LFP dengan desain baru.  

Di Jepang, Toyota Motor dan AESC Group berupaya mengembangkan baterainya, namun memperluas jangkauan berkendara masih menjadi tantangan.

Pada tahun 2022, 27 persen kendaraan listrik baru menggunakan baterai LFP, menurut Badan Energi Internasional, sebuah lompatan besar dari 3 persen pada tiga tahun sebelumnya.  

Kendaraan buatan China menggunakan 95 persen baterai LFP yang diproduksi untuk kendaraan listrik. Di sana, kendaraan listrik dengan baterai LFP melampaui kendaraan yang menggunakan NCM pada tahun 2021.

Nissan berencana menjual 27 model listrik pada tahun 2030, termasuk kendaraan listrik.  Perusahaan ini bertujuan untuk mengkomersialkan baterai solid-state segera setelah tahun fiskal 2028, tetapi masih ada sejumlah masalah seperti biaya dan daya tahan.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya