Kelompok mahasiswa dari Cipayung Plus menggelar silaturahmi kebangsaan dengan Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) di Jakarta/Ist
Kelompok mahasiswa dari Cipayung Plus menggelar silaturahmi kebangsaan dengan Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi). Dalam kesempatan itu, mereka sepakat untuk menyatakan sikap terkait Pemilu 2024 agar menjadi ruang pertarungan politik gagasan.
"Yakni dengan cara menguatkan komitmen kebangsaan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," kata Ketua Umum Permabudhi Prof. Philip K.Widjaja kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (27/1).
Pemilu, kata dia, juga diharapkan menjadi momentum untuk melahirkan estafet kepemimpinan nasional. Hal ini demi kepentingan bangsa. Tujuannya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh rakyat Indonesia.
Cipayung Plus dan Permabudhi pun sepakat untuk menolak segala bentuk politik uang serta mengecam maupun menolak kampanye hitam atau black campaign, isu SARA, hoaks dan politik identitas yang bisa mereduksi kualitas demokrasi dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kami juga mendorong netralitas TNI-Polri dan aparatur negara lainnya pada pesta demokrasi lima tahunan. Ini demi menjaga stabilitas politik ketika pemilu," kata Philip.
Permabudhi dan Cipayung Plus turut mendorong komitmen para calon presiden dan wakil presiden serta partai politik untuk memposisikan kaum muda bukan hanya sebagai objek tetapi subjek politik.
Di sisi lain, Philip mengajak seluruh umat Buddha Indonesia untuk selalu menjaga perdamaian, persatuan dan kesatuan bangsa, dengan selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila Buddhis sebagai dasar moral dan etika umat Buddha.
Dari Cipayung Plus sendiri, pernyataan sikap ini turut diketahui oleh Ketua Umum DPP IMM Abd. Musawir Yahya, Ketua Umum PP GMKI Jefri Gultom, dan Ketua Umum PB PMII M. Abdullah Syukri.
Lalu, Ketua Umum EN LMND Muhammad Asrul, Ketua Umum PP KAMMI Zaky Ahmad Rivai, Ketua Presidium PP PMKRI Tri Natalia Urada, Ketua Umum PP HIKMAHBUDHI Wiryawan, serta Ketua Umum PP KMHDI I Wayan Darmawan.