Berita

BHP/Net

Bisnis

BHP Tutup Tambang Nikel di Australia Barat, Gara-gara Indonesia?

SELASA, 23 JANUARI 2024 | 09:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Anjloknya harga nikel memaksa miliarder Andrew Forrest menghentikan kegiatan tambang yang dibeli oleh perusahaan pribadinya, Wyloo Metals.

Wyloo Metals mempekerjakan lebih dari 220 kontraktor dan merupakan penambang nikel terbaru yang menutup operasinya di negara itu karena rendahnya harga bahan utama baja dan baterai. Wyloo adalah pemasok utama bijih untuk pabrik BHP Group yang saat ini mengalami kesulitan dan sedang mengupayakan efisiensi.

Langkah Wyloo memaksa BHP Group mengikuti langkah tersebut dan menutup pabrik pengolahannya, ancaman terhadap pekerjaan di konsentrator nikel BHP di Kambalda.

Menurut Financial Review yang dikutip Selasa (23/1), tambang-tambang di dekat Kambalda akan menjalani perawatan dan pemeliharaan mulai tanggal 31 Mei 2024.

Harga nikel, yang digunakan untuk membuat baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik, telah merosot dalam satu tahun terakhir. Para produsen Australia mengatakan ini disebabkan oleh melimpahnya operasi yang didukung China di Indonesia.

Konsentrator Kambalda diaktifkan kembali pada tahun 2022 berkat pasokan bijih nikel dari Mincor Resources, perusahaan yang diakuisisi Wyloo pada Juli 2023 sebagai bagian dari ambisi pengeluaran nikel Forrest yang besar.

Hal ini mendorong kembalinya miliarder pertambangan tersebut ke sektor tempat ia pertama kali melakukan perdagangan di Australia Barat dengan kekayaan Anaconda Nickel yang sedang naik daun.

Penutupan yang dilakukan Forrest dan juga BHP Group, mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan di seluruh tambang nikel di Australia Barat hingga lebih dari 1.000 orang sejak awal Desember, meskipun ada permintaan untuk logam yang digunakan dalam pembuatan baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik.

Langkah BHP ini merupakan tindakan terbaru dari upaya serangkaian yang dilakukan karena lonjakan pasokan nikel dari Indonesia telah menjatuhkan harga sebesar 40 persen pada tahun lalu. Produsen nikel terkemuka di Australia memilih merawat dan memelihara sirkuit penghancuran, penggilingan dan flotasi di pabrik Kambalda.

BHP memasok nikel Australia ke Tesla. Namun BHP menyebut, kontribusinya masih kurang dari 1 persen dari pendapatan.

Produsen nikel Australia mulai terpukul karena pasokan nikel Indonesia ke pasar global. Analis mengatakan bahwa hal itu membuat harga nikel rendah dan permintaan menurun.

Nasib sektor nikel Australia ini juga telah meningkatkan ketegangan antara Canberra dan Indonesia, di mana Menteri Sumber Daya Madeleine King tidak senang dengan kebijakan perdagangan Indonesia yang telah meningkatkan investasi China dalam produksi nikel di tanah air.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya