Berita

Talkshow Menavigasi Indonesia, Minggu (21/1)/Ist

Bisnis

Nexus EcoSTEAM Dorong Pengelolaan SDA Berkelanjutan Mencapai Ekuilibrium

SENIN, 22 JANUARI 2024 | 18:29 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Nexus EcoSTEAM, sebuah think-tank yang berkomitmen untuk mendorong kemajuan Indonesia yang berkelanjutan melalui pendekatan Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematic baru-baru ini merilis kajian tentang keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya alam

Kajian dengan judul “STEAM di tengah Misi Ekuilibrium: Inovasi Holistik untuk Meretas Masa Depan” dirilis bersamaan dengan acara Talkshow Menavigasi Indonesia. Acara awalnya direncanakan diisi dengan Talkshow oleh Dr. Alexander Sonny Keraf, Billy Mambrasar, Nathan Roestandy, dan I Dewa Made Agung.

Namun, dikarenakan kesibukannya yang padat, mantan Menteri Lingkungan Hidup Sonny Keraf akhirnya digantikan oleh Jan Prince Permata.

Talkshow yang dihelat pada Minggu (21/) tersebut menarik perhatian banyak pihak, termasuk pakar lingkungan, akademisi, pelaku/pegiat  dan aktivis keberlanjutan.

Nexus EcoSTEAM, dengan pendekatannya yang menggabungkan konsep Triple Bottom Line dengan pendekatan STEAM, menganggap bahwa integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika adalah kunci dalam mencapai keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pada Talkshow tersebut, beberapa narasumber yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing menelaah berbagai permasalahan yang dimiliki Indonesia, khususnya di sektor pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, dan masyarakat adat serta desa.

“Meskipun beberapa negara telah berhasil menyelesaikan permasalahan tata kelola kebijakan pangan, Indonesia masih mengalami kesulitan, khususnya terkait kendala dalam mekanisme kerja Badan Pangan yang terhambat oleh birokrasi yang kompleks. Sebagai catatan, ketahanan suatu negara dalam sektor produksi pertanian dan pangan menjadi fondasi yang tak terpisahkan untuk mencapai status negara maju,” ujar Anggota Sekretaris Wantimpres Jan Prince dalam keterangannya, Senin (22/1).

Oleh karena itu, dia percaya para calon presiden kita di masa depan memiliki tugas yang krusial. Sebab mesti mendorong dan memimpin implementasi berbagai kebijakan yang mendukung kemandirian pangan kita.

Terkait itu, CEO Nafas, Nathan Roestandy pun turut menyampaikan persoalan lingkungan yang kini dialami Indonesia khususnya polusi.

“Permasalahan yang tidak terdesentralisasi antar daerah sehingga kebijakan terkait penyelesaian polusi udara tidak memiliki sistem yang terpadu. Proses pengambilan keputusannya pun tidak didahului Source of Truth. Padahal persoalan ini sebetulnya dapat menjadi akar dari berbagai penyakit,” ujar Nathan.

Sehingga Nathan berharap dengan makin banyaknya pihak yang turut andil dalam persoalan udara ini, semoga dapat mengurangi buruknya PM2,5 yang dihasilkan.

Di lain sisi, Duta SDGs Indonesia, Billy Mambrasar yang turut hadir dalam Talkshow rilis kajian tersebut menyatakan bahwa dia percaya Indonesia dapat menjadi negara maju jika anak mudanya turut andil dalam upaya perbaikan dan tidak mengambil jarak dengan pemerintah.

"Kami percaya dengan perbincangan mendalam bersama para pembicara terkemuka, seperti Talkshow ini, kita dapat merinci langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan," ungkap Billy.

Pada kesempatan yang sama, Nexus EcoSTEAM menekankan pentingnya menyeimbangkan laju kemajuan dan upaya keberlanjutan yang ingin dicapai. Alhasil, melalui kajian yang disusun, Nexus EcoSTEAM berharap proses penerapan kebijakan kedepannya dilakukan berlandaskan pada kerangka Triple Bottom Line dengan pendekatan STEAM.

Langkah ini dianggap sebagai strategi penting dalam merespon tantangan global terkait perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan ketidaksetaraan sosial. STEAM dapat menjadi tools dan framework yang paripurna untuk menerjemahkan permasalahan dan tantangan kompleks yang dihadapi di dunia saat ini yang masuk ke era volatility (volatilitas), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas) atau disingkat VUCA.

Seiring dengan Talkshow ini, Nexus EcoSTEAM menyuarakan pentingnya akselerasi dalam menerapkan langkah-langkah berkelanjutan. Meskipun peraturan dan kebijakan sudah ada, percepatan implementasi dalam pengembangan inovasi dan teknologi dianggap sebagai kunci keberhasilan.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya