Berita

Representative Image/Net

Bisnis

10 Risiko yang Jadi Penyebab Krisis Global 2024, Didominasi Cuaca Ekstrem

JUMAT, 19 JANUARI 2024 | 14:11 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Cuaca ekstrem di tahun 2024 diprediksi akan menjadi salah satu pemicu terjadinya krisis global. Hal tersebut diungkap dalam The Global Risk Report 2024 yang dirilis Forum Ekonomi Dunia (WEF).

Melalui survei yang dilakukan terhadap hampir 1.500 pakar global, WEF mengantongi sepuluh faktor terjadinya krisis global di tahun ini, di antaranya cuaca ekstrem, disinformasi AI, polarisasi sosial-politik, krisis biaya hidup, dan lain-lain.

Berdasarkan survei kepada 1.490 orang dari kalangan akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, organisasi internasional, dan komunitas masyarakat sipil yang tersebar secara global, mayoritas  atau 66 persen responden meyakini bahwa cuaca ekstrem akan menjadi hal yang paling berisiko menimbulkan krisis global pada 2024.

Adapun cuaca ektrem itu terlihat dari kondisi panas yang sempat memecahkan rekor pada 2023, dengan banyaknya kekeringan, kebakaran hutan, dan banjir yang terjadi sepanjang tahun lalu.

Selanjutnya, disusul oleh disinformasi atau informasi menyesatkan yang diciptakan artificial intelligence (AI), yang diyakini 53 persen responden akan menyebabkan risiko krisis global.

Kemudian, 46 persen responden meyakini polarisasi soial-politik akan memicu konflik global.

"Ketika polarisasi semakin berkembang dan risiko teknologi masih belum terkendali, maka 'kebenaran' akan mendapat tekanan," bunyi laporan tersebut, yang dikutip Jumat (19/1).

Selain itu krisis biaya hidup (42 persen), serangan siber (39 persen), hingga penurunan ekonomi (33 persen) juga menjadi faktor krisis global.

Ada pula yang menganggap dunia bisa dilanda krisis akibat gangguan rantai pasokan sumber daya (25 persen), eskalasi konflik bersenjata antarnegara (25 persen), serangan terhadap infrastruktur penting (19 persen), serta gangguan pasokan pangan (18 persen).

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya