Berita

Protes di dekat kantor ICJ di Den Haag saat Israel dan Afrika Selatan saling berhadapan dalam kasus genosida Gaza/Net

Dunia

Meksiko dan Chile Seret Kasus Kejahatan Perang Israel ke Pengadilan Kriminal Internasional

JUMAT, 19 JANUARI 2024 | 13:18 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Upaya hukum atas dugaan kejahatan perang Israel tengah diajukan oleh Meksiko dan Chile ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Kementerian Luar Negeri Meksiko pada Kamis (18/1) menilai bahwa ICC merupakan lembaga yang tepat untuk menetapkan hukuman pada pihak yang terlibat dalam kejahatan perang. Terlebih korban tewas akibat perang di Jalur Gaza terus meningkat, sehingga tuntutan terhadap Israel harus segera dilakukan.

“Tindakan yang dilakukan Meksiko dan Chile ini disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran atas peningkatan kekerasan terbaru, khususnya terhadap sasaran sipil,” kata Kemlu Meksiko dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat TRT World.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Chile Alberto van Klaveren mengonfirmasi dukungannya untuk menyeret Israel ke ICC.

"Chile tertarik untuk mendukung penyelidikan terhadap kemungkinan kejahatan perang di mana pun hal itu terjadi," tegasnya.

Upaya ke jalur hukum internasional telah ditempuh lebih dulu oleh Afrika Selatan yang menyeret Israel dengan tuduhan genosida ke Mahkamah Internasional (ICJ).

Baik ICJ maupun ICC, sama-sama menangani kasus dugaan genosida, dimana ICJ menyelesaikan perselisihan antar negara sementara ICJ mengadili individu atas kejahatan perang.

Desember lalu, Kepala Jaksa ICC, Karim Khan mengatakan bahwa penyelidikan kemungkinan kejahatan yang dilakukan Hamas dan Israel adalah kasus yang diprioritaskan.

Sementara itu, Israel bukan anggota ICC dan tidak mengakui yurisdiksinya. Namun jaksa penuntut ICC telah menekankan bahwa mereka mempunyai yurisdiksi atas potensi kejahatan perang.

Serangan balasan Israel di Jalur Gaza selama lebih dari tiga bulan terakhir mengakibatkan tewasnya 24.600 warga Palestina, sekitar 70 persen di antaranya perempuan, anak-anak dan remaja.

Mengutip data PBB, 85 persen penduduk Gaza mengungsi untuk melindungi diri dan keluar dari kondisi keterbatasan, makanan, air bersih dan obat-obatan.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya