Berita

Ketua DPW PKB Sumsel Ramlan Holdan/Istimewa

Politik

Jokowi Kaget Rasio Penduduk Berpendidikan Tinggi di Indonesia Rendah, PKB Sumsel: Jangan Mimpi Jadi Negara Maju

KAMIS, 18 JANUARI 2024 | 06:09 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Rasio Penduduk Berpendidikan Tinggi terhadap populasi usia produktif di Indonesia saat ini baru mencapai 0,45 persen, masih kalah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia 2,43 persen. Bahkan jauh tertinggal dari negara maju yang mencapai 9,8 persen.

Tak heran, saat melihat data tersebut Presiden Joko widodo saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (15/1), mengaku terkejut.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPW PKB Sumsel, Ramlan Holdan, sangat menyesalkan bahwa seorang Presiden baru mengetahui dan terkejut dengan Rasio Penduduk Berpendidikan Tinggi di Indonesia begitu rendah.

Ramlan mengatakan, rasio penduduk berpendidikan tinggi terhadap populasi usia produktif di Indonesia sangat kalah jauh dengan Vietnam dan Malaysia apalagi di tingkat dunia.

“Artinya mutu kualitas populasi S1 dan S2 dari populasi usia produktif di Indonesia masih sangat jauh dibandingkan negara-negara tetangga apalagi di tingkat dunia. Dengan data yang ada itu artinya 10 tahun kerja Jokowi soal pendidikan itu masih sangat jauh,” kata Ramlan, dikutip Kantor Berita RMOLSumsel, Rabu (17/1).

Ia kemudian membandingkan dengan kualitas 500 perguruan tinggi di seluruh dunia.  Di mana Indonesia baru masuk ranking 200, sedangkan Malaysia dan Singapura sudah masuk ranking 100.

“Jadi jangan bicara lagi tentang kita yang ingin menuju negara maju kalau dari segi pendidikan Indonesia di Asia saja kalah, bahkan untuk 10 tahun atau 20 tahun ke depan masih sangat jauh,” ujarnya.

Menurut pendapat pribadinya, Indonesia harus ada revolusi pendidikan kalau ingin rakyat lebih sejahtera dan ingin Indonesia menjadi negara maju 10 tahun atau 20 tahun ke depan.

“Dengan adanya revolusi pendidikan, setiap tahun kita dapat mengirim, misalnya 100.000 dokter untuk S2 atau S3 ke perguruan tinggi yang memiliki kualitas lebih baik, jika itu kita lakukan insyaAllah 10 tahun 20 tahun ke depan Indonesia akan bisa menuju negara maju. Namun jika itu tidak kita lakukan, sampai kiamat pun Indonesia tidak akan menjadi negara maju,” tegas mantan anggota DPRD Sumsel ini.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya