Berita

Groundbreaking Hydrogen Refueling Station (HRS) antara Pertamina dan Toyota di SPBU Daan Mogot, Rabu (17/1)/Ist

Bisnis

Gandeng Toyota, Pertamina Kembangkan Ekosistem Hidrogen untuk Transportasi

RABU, 17 JANUARI 2024 | 18:14 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berkolaborasi dengan Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia.

Hal itu dilakukan dalam Groundbreaking hydrogen refueling station (HRS) di SPBU Daan Mogot, Rabu (17/1). Keduanya sepakat bahwa dalam membangun ekosistem tersebut tidak hanya penting menyiapkan infrastrukturnya melainkan juga kerja sama dengan konsumen untuk memastikan tingkat permintaan.

Kolaborasi kedua entitas tersebut tertuang dalam Joint Development Agreement tentang pengembangan ekosistem transportasi berbasis hidrogen yang dilakukan oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto serta disaksikan oleh Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama dan Direktur Utama  PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati

“Pertamina harus jadi yang terdepan  dalam melakukan inovasi, kita jangan jadi followers kalau mau bisnis energi bersih” ujar Basuki atau yang akrab disapa Ahok dalam sambutannya.

"Saya harap kerjasama ini terus berlanjut antara Pertamina dan Toyota, agar ekosistem hidrogen ini terus berkembang di Indonesia,” tambahnya.

"Pertamina telah teruji sangat berpengalaman dalam sektor bahan bakar kendaraan. Dengan infrastruktur dari hulu ke hilir yang kami miliki, Pertamina jelas paling siap untuk mengembangkan ekosistem hidrogen untuk transportasi,” kata Nicke senada dengan Ahok.

“Ditambah lagi, kolaborasi dengan Toyota ini menjadi langkah yang sangat tepat untuk mempercepat terciptanya ekosistem ini,” sambungnya.

Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro menuturkan groundbreaking hydrogen refueling station ini menjadi salah satu milestone dalam membangun ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia. Namun tidak kalah penting, dalam menciptakan ekosistem adalah berkolaborasi tidak saja di sisi hulu tapi di sisi hilir.

“Untuk itu di sini kami bekerja sama dengan Toyota yang telah memproduksi fuel cell electric vehicle, Toyota Mirai, yang nantinya akan melakukan pengisian hidrogen di HRS kami. Kami sangat menyambut baik kolaborasi strategis ini,” ungkap Dannif.

Dia menambahkan bahwa hadirnya hidrogen sebagai bahan bakar transportasi akan memperkuat ketahanan energi. Masyarakat pengendara kendaraan bermotor ke depan tidak hanya memiliki pilihan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik saja tapi juga hidrogen sebagai alternatif bahan bakar.

“Untuk itu Pertamina antusias bila semakin banyak penyedia infrastruktur di sektor ini karena akan semakin cepat dan banyak terbangun infrastruktur sehingga membantu mempercepat penciptaan pasar serta terbentuknya ekosistem di Indonesia,” ungkapnya lagi.

Hal senada juga disampaikan oleh President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto. Pihaknya sangat bangga menjadi bagian dari proyek ini dan menyediakan kendaraan hidrogen teknologi terdepan.

“Kita bersama-sama memastikan mekanisme pengisian hidrogen yang cepat, efisien dan aman. Semoga stasiun pengisian hidrogen ini akan menjadi contoh dan menjadi model bagi proyek serupa di masa mendatang,” ujar Nandi.

SPBU Daan Mogot akan menjadi integrated energy refueling station pertama di Indonesia. SPBU ini akan menyediakan tiga jenis bahan bakar dalam satu stasiun pengisian, yaitu BBM, gas, serta hidrogen. Dengan konsep High-Speed Hydrogen Refueling Station (HRS) ini nantinya  akan mampu melakukan pengisian hidrogen dengan skala komersial dengan waktu pengisian kurang dari lima menit.

Dannif mengatakan, Pertamina NRE memiliki aspirasi tidak hanya menjadi pemain domestik tapi juga melayani pasar ekspor hidrogen pada tahun 2031–2040.

“Hidrogen menjadi salah satu portofolio bisnis hijau masa depan Pertamina dan Indonesia sangat berpotensi menjadi pemain utama sektor ini di tingkat regional,” pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya