Berita

Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi, Syamsuddin Haris/RMOL

Politik

Dewas KPK: Tata Kelola Parpol dan Pemilu di Indonesia Buruk

SENIN, 15 JANUARI 2024 | 22:01 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Tata kelola Pemilu dan partai politik yang belum baik di Indonesia dinilai sebagai salah satu faktor turunnya Indeks Persepsi Korupsi (IPK) atau Corruption Perception Index (CPI).

Pernyataan itu disampaikan anggota Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Syamsuddin Haris, saat disinggung terkait turunnya skor IPK Indonesia pada 2022. Pada 2022 IPK Indonesia sebesar 34, turun 4 poin di banding 2021 yang sebesar 38.

Menurut dia, IPK bukan hanya berbicara kinerja KPK, tapi secara keseluruhan.

"Variabel yang mempengaruhi skor atau IPK tidak semata-mata tergantung KPK, apalagi hanya penindakan KPK," kata Syamsuddin kepada wartawan, saat pemaparan Laporan Kinerja Dewas KPK Tahun 2023, di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jalan HR Rasuna Said Kav C1, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (15/1).

Dia juga mengatakan, variabel yang mempengaruhi IPK di antaranya ekonomi, penegakan hukum, politik, serta demokrasi.

"Kalau variabel demokrasinya jeblok, variabel politiknya jeblok, ekonominya juga tidak begitu baik, apalagi penegakan hukumnya juga tak begitu baik, otomatis skor total atau indeks total IPK Indonesia merosot," urainya.

KPK, sambung dia, hanya bisa berkontribusi pada konsistensi penindakan yang tidak tebang pilih dan pencegahan agar menghasilkan IPK yang lebih baik. Mengingat pencegahan korupsi tidak bisa semata-mata dilakukan KPK, tapi harus melibatkan semua pihak.

"Sebagai contoh korupsi politik. Apa yang bisa dilakukan KPK dengan korupsi politik? Kita tidak menyentuh tata kelola partai politik, padahal itu salah satu sumbernya. Kita lihat saja saat ini, jelang Pemilu, bagaimana buruknya. Tata kelola Pemilu juga belum baik," pungkasnya.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya