Berita

Ilustrasi/Net

Kesehatan

Modernisasi Kimia Medisinal Dukung Pengembangan Obat Baru untuk Penderita Kanker Payudara dan Malaria

JUMAT, 29 DESEMBER 2023 | 17:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kanker payudara masih menjadi momok bagi kaum perempuan di seluruh dunia. Tak terkecuali di Tanah Air,  penyakit ini cukup mengkhawatirkan.

Menurut data Globocan tahun 2020, tercatat ada 68.858 kasus di Indonesia dengan jumlah kematian mencapai 22.000 jiwa. Jumlah tersebut termasuk tinggi dan mendapat perhatian banyak pihak.

Untuk itu, guru besar Bidang Kimia Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ade Arsianti, berupaya mengembangkan obat baru bagi penderita kanker payudara dan malaria.

Dalam penelitiannya, Ade mengusung inovasi rekayasa struktur molekul dan sintesis senyawa analog Antimycin A3 yang berpotensi membunuh sel kanker payudara.

“Inovasi rekayasa struktur molekul berbasis sintesis kimia merupakan strategi yang sangat menjanjikan untuk mendapatkan senyawa analog obat sintetik yang unggul dari suatu senyawa bioaktif alami, seperti antimycin dan asam galat,” kata Ade, dalam keterangan yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (23/12).

Penelitian terdahulu menyebutkan, dilakton cincin sembilan pada Antimycin A3 kurang efektif sebagai antikanker. Untuk itu, rekayasa struktur molekul dilakukan dengan memodifikasinya melalui gugus aktif tetralakton cincin 18 yang menghasilkan senyawa analog 2.

Dijelaskan bahwa, senyawa ini dapat dikembangkan sebagai kandidat obat baru untuk terapi kanker payudara karena memiliki kemampuan lebih kuat daripada Antimycin A3.

Inovasi rekayasa ini juga diaplikasikan pada senyawa asam galat, yaitu asam trihidroksi benzoat yang terdapat dalam tumbuhan dan buah-buahan yang dapat berfungsi sebagai antioksidan, antijamur, antivirus, antiinflamasi, dan antikanker.

Senyawa turunan oktil galat, amil galat, dan propil galat adalah tiga senyawa terbaik yang memiliki kestabilan dan afinitas yang tinggi.

Uji in vitro menunjukkan oktil galat dan amil galat memiliki aktivitas antimalaria yang lebih tinggi daripada asam galat sehingga dapat dikembangkan sebagai agen yang dapat menghambat Plasmodium falciparum.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya