Berita

China telah melarang impor ikan kerapu dari Taiwan sejak tahun lalu, dengan alasan ditemukannya bahan kimia pertanian yang dilarang/Net

Dunia

China Cabut Larangan Impor Ikan Kerapu Taiwan, Upaya Beijing Dongkrak Suara KMT?

SABTU, 23 DESEMBER 2023 | 13:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Setelah berjalan selama setahun, Pemerintah China mengatakan akan mencabut larangan impor ikan kerapu yang dibudidayakan di Taiwan.

Pengumuman yang disampaikan Kantor Urusan Taiwan di bawah Dewan Negara China pada Jumat (22/12), dianggap bisa menguntungkan partai Kuomintang (KMT), oposisi Taiwan yang dikenal dekat dengan Beijing.

“Kedua belah pihak di Selat Taiwan adalah milik satu keluarga,” kata juru bicara kantor tersebut, seperti dikutip dari Nikkei, Sabtu (23/12).

“Masalah keluarga dapat didiskusikan dan diselesaikan," katanya.

Kantor tersebut mengatakan Taiwan telah mengambil langkah-langkah perbaikan untuk menjamin keamanan ikan kerapu yang diekspor ke China.

China pertama kali memberlakukan larangan impor ikan kerapu Taiwan pada bulan Juni 2022, dengan alasan ditemukannya bahan kimia pertanian yang dilarang.  

Namun, dimulainya kembali impor tersebut diyakini bertujuan untuk mendukung calon KMT dalam pemilihan presiden Taiwan.

Walikota New Taipei Hou Yu-ih dari KMT mencalonkan diri melawan Wakil Presiden Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa dalam persaingan yang semakin ketat yang akan diputuskan pada 13 Januari mendatang.

Sebelumnya Pemerintah China juga mengumumkan pada Kamis (21/12), bahwa mereka akan mengakhiri tarif preferensi untuk 12 produk kimia dari Taiwan mulai tanggal 1 Januari sebagai upaya untuk memberikan tekanan pada DPP sebelum pemilu.

Pemerintah China yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping memandang Lai sebagai pembuat onar yang menganjurkan kemerdekaan Taiwan.

Hsiao Bi-khim, pasangan Lai yang pernah menjabat sebagai duta besar de facto Taiwan untuk AS, telah dua kali dikenai sanksi oleh China.

Langkah Beijing menghapus pembatasan perdagangan menjelang pemilu diduga sebagai strategi carrot-and-stick, yang sengaja dirancang untuk mengguncang politik Taiwan dan mendorong kebangkitan pemerintahan yang ramah terhadap  China di Taiwan.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya