urubicara Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin), Indra Charismiadji/Net
Jurubicara Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin), Indra Charismiadji merespons sikap para tokoh dan politisi Indonesia yang mengerdilkan demokrasi.
Hal itu terlihat dalam momen debat perdana yang diselenggarakan KPU pada Selasa (12/12) lalu, beserta kesudahannya.
“Bahaya tokoh-tokoh nasional ingin membunuh demokrasi, jadi betul Freedom House mengatakan indeks demokrasi Indonesia turun, karena ternyata banyak politisi yang tidak paham demokrasi itu apa,” ujar Indra dalam keterangannya, Selasa (19/12).
Dia menilai kasus pelanggaran etik berat yang menjadi pertanyaan Anies kepada Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto merupakan hal wajar. Namun, kubu pasangan Prabowo-Gibran mengungkit kiprah Anies saat menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017 tidak lepas dari peran Ketua Umum Gerindra.
“Jadi saya dan kami (Timnas Amin) bingung kenapa respons Prabowo dan timnya baper dan sensitif dan melebar kemana-mana hingga mengungkit apa yang terjadi di masa lampau sehingga ini menjadi tanya tanya,” ucap
Lanjut dia, kondisi tersebut menunjukkan Prabowo dan timnya tidak memahami demokrasi karena masalah etik disangkutpautkan dengan utang budi.
Anies diungkit pernah didukung dan dibiayai saat menjadi cagub. Padahal, kata Indra, tim Prabowo seharusnya menyadari kehadiran Anies Baswedan maupun Jokowi dalam kontestasi capres merupakan kehendak rakyat.
Indra juga menegaskan meski hasil survei menunjukkan elektabilitas Amin rendah hanya 20 persen, namun hal tersebut menunjukkan ada rakyat Indonesia yang menginginkan perubahan dengan tokoh yang diinginkan mewakili mereka adalah Anies Baswedan.
Menurut Indra, apabila Anies dibungkam untuk tidak boleh maju dalam kontestasi capres 2024 karena berhutang budi pada Prabowo dan Gerindra tentu semakin membuktikan bahwa tidak paham demokrasi.
“Seberapapun keinginan rakyat harus diperjuangkan, misalnya saya ini sebagai Katolik dan umat Katolik di Indonesia hanya 3 persen, jadi bukan karena minoritas aspirasi Katolik ini tidak diperjuangkan, tapi harus diperjuangkan,” ungkapnya
“Urusan menang kita lihat nanti, jangan sampai urusan apapun aspirasi rakyat dibungkam dengan alasan tidak ada adab, tidak etis, dulu didukung dan disponsori,” pungkas Indra.