Direktur Lembaga Kemasyarakatan dan Adat Desa, PKK, dan Posyandu, Ditjen Bina Pemerintahan Desa, TB Chaerul Dwi Sapta/Ist
Trailer film dokumentasi drama (Dokudrama) Jawara Desa dan Desa Para Pemimpi(n) diputar pada momen rapat koordinasi nasional evaluasi pelaksanaan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD), di Jakarta, Jumat (15/12). Dua film besutan sutradara kondang, Hanung Bramantyo, itu bercerita tentang kreativitas pengelolaan potensi desa.
Direktur Lembaga Kemasyarakatan dan Adat Desa, PKK, dan Posyandu, Ditjen Bina Pemerintahan Desa, TB Chaerul Dwi Sapta, mengatakan, film-film itu rencananya diputar di Netflix dan berbagai daerah.
Film-film itu bisa menjadi sarana edukasi tentang jiwa entrepreneurship (kewirausahaan) dan leadership (kepemimpinan).
"Orang bisa memimpin, tetapi belum tentu punya jiwa leadership," kata Chaerul, saat mewakili Plh Dirjen Bina Pemdes Kemendagri, La Ode Ahmad P Bolombo, membuka rapat koordinasi nasional evaluasi pelaksanaan P3PD.
Dia berharap, dengan menonton film-film itu, ke depan akan lahir inovasi-inovasi di tingkat desa yang semakin banyak. Dengan begitu, desa-desa bisa menciptakan Pendapatan Asli Desa (PADes) dan meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
"Inovasi itu penting, bukan hanya pembinaan saja. Kreativitas penting," tandasnya.
Pada kesempatan itu, dia juga meminta para pemimpin di tingkat desa memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) secara maksimal, untuk kemandirian desa. Dengan begitu cita-cita mewujudkan desa maju dan sejahtera bisa terwujud.
Sebagaimana diketahui, jumlah desa saat ini ada 75.265 desa. Film Jawara Desa mengambil latar tempat di Nagari Padang Ganting, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, serta di Desa Mandalagiri, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kemudian, satu lagi film berlatar di Desa Akebay, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, dan di Desa Tanjung Setia, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.