Berita

Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, audiensi dengan ratusan nelayan dari berbagai wilayah Indonesia, di kediamannya, Patra Kuningan Jakarta, Minggu (10/12)/Ist

Politik

Audiensi, Regulasi Merugikan Nelayan Bakal Direvisi Ganjar

MINGGU, 10 DESEMBER 2023 | 20:00 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Regulasi bidang kelautan di masa depan harus berpihak pada nelayan. Yang dipandang masih tumpang tindih dan merugikan nelayan harus dikaji ulang atau direvisi.

Penegasan itu disampaikan Calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, usai audiensi dengan ratusan nelayan dari berbagai wilayah Indonesia, di kediamannya, Patra Kuningan Jakarta, Minggu (10/12).

Ratusan nelayan yang tergabung dalam organisasi Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) itu berasal dari Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan Lampung.

Pada pertemuan itu, Wakil Ketua KNTI, Sugeng Nugroho, menyampaikan sejumlah persoalan yang dihadapi nelayan, di antaranya terkait aturan zonasi yang merugikan nelayan.

Sugeng mencontohkan, pada PP 11/2021 tentang Zonasi Penangkapan Ikan, nelayan dibatasi melaut pada titik 573/572 atau 200 mil laut. Padahal laut Indonesia sangat luas, yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh nelayan dalam negeri dengan maksimal.

Selain itu PP 85/2023 tentang penangkapan terukur. Aturan itu menetapkan kuota nelayan. Jika kuota sudah penuh, nelayan tidak boleh melaut.

"Jelas ini merugikan kami, kami minta dihapus, dan nelayan dibebaskan melaut, karena bisa meningkatkan pendapatan bagi negara," tegas Sugeng.

Menjawab keluhan itu, Ganjar mengapresiasi dan menyambut baik aspirasi para nelayan. Semua aspirasi dia tampung untuk dijadikan pegangan menentukan kebijakan ke depan.

"Tadi teman-teman nelayan menyebutkan banyak aturan atau regulasi yang dianggap tidak pro nelayan. Maka, ke depan, regulasi dan aturan itu perlu kita kaji ulang," katanya.

Ganjar juga sepakat, perizinan harus dipermudah. Ke depan, perizinan cukup dengan KTP dan menggunakan sistem digital, hingga lebih mudah.

"Termasuk soal BBM bersubsidi, kita harus memenuhi itu. Intinya kita harus libatkan mereka dalam setiap pengambilan keputusan, agar regulasi kelautan kita berpihak pada nelayan," pungkasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya