Presiden Mahasiswa Trisakti 2019, Dinno Ardiansyah/Net
Presiden Mahasiswa Trisakti 2019, Dinno Ardiansyah, tidak sepakat dengan pernyataan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM), yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan Alumni UGM yang paling memalukan.
Sebab, sebagai mantan mahasiswa dan kini menjadi pelaku usaha mikro, Dinno sangat merasakan dampak dari pembangunan yang dilakukan selama pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Baru-baru ini, BEM UGM mengeluarkan statement bahwa Pak Jokowi merupakan alumni UGM yang paling memalukan. Ya sah-sah saja sebagai negara demokrasi adanya aspirasi seperti itu, ada kritikan, diperbolehkan kok sebagai bentuk pelibatan publik di negara demokrasi," ucap Dinno dalam keterangannya, Sabtu (9/12).
Dia menambahkan, "Tetapi, saya selaku Presiden (Mahasiswa) Trisakti tahun 2019, justru merasakan apa yang dilakukan Pak Jokowi terasa langsung di diri kita,” sambungnya.
Menurut Dinno, Presiden Jokowi telah membangun infrastruktur tidak hanya di Pulau Jawa tetapi juga di seluruh Indonesia. Mulai dari Tol Jawa, Jalan Layang MBZ, hingga LRT, dan MRT. Pada saat yang sama, pembangunan di Kalimantan hingga Papua pun terus dilakukan.
Jokowi sebagai Bapak Hilirisasi, ujar Dinno, telah memberikan dampak yang terasa langsung kepada dirinya selaku pelaku usaha mikro. Jokowi memberikan kemudahan pada akses perizinan hingga permodalan yang menjadi sangat terbuka dan sangat luas.
Bahkan Jokowi juga mengkampanyekan untuk menggunakan produk lokal dan produk Indonesia digaungkan dengan begitu masif.
Lebih jauh, Dinno pun mencatat, pengembangan ekonomi kreatif juga sangat terasa di zaman Jokowi memerintah, yang sangat optimal dengan adanya badan ekonomi kreatif. Itu terasa sangat pro kepada anak-anak muda, yang ingin berdikari secara ekonomi.
“Semuanya dikejar. Artinya beliau komprehensif dan dampaknya terasa langsung,” jelas Dinno.
Sementara itu, dalam hubungan pergaulan Indonesia dan dunia internasional, Dinno menambahkan, Jokowi menjalankan diplomasi yang luar biasa dalam menjaga perdamaian dunia dan stabilitas perekonomian dunia. Itu dilakukan dengan aktif antara lain di PBB. Salah satu contoh konkret menjadikan Indonesia tuan rumah yang baik pada ajang G20 di Bali.
"Itu menjadi bukti nyata bahwa Jokowi dan pemerintahannya itu sangat berkomitmen dalam menjaga semangat dan tujuan dari pembukaan UUD 45, menjaga perdamaian dunia dan melakukan diplomasi Bebas Aktif,” tuturnya.
Lebih jauh Dinno mengatakan, Jokowi telah membuat sebuah grand design besar menuju 2045, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2045. Termasuk grand design untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yang ingin melakukan distribusi perekonomian, tidak hanya di Jawa, tetapi juga di seluruh Indonesia. Sehingga mengurangi gap antara Jawa dan Luar Jawa.
“Jujur saya sangat merasakan dampak pemerintahan Pak Jokowi. Kalau BEM UGM menyatakan beliau sebagai alumni yang gagal, saya sebagai mahasiswa dan juga alumni Trisakti justru merasakan dampak konkret dari pemerintahan Jokowi," tegasnya.
"Semangat Pak Jokowi, semoga tetap bisa menginspirasi anak muda dan juga memberikan dampak yang lebih baik untuk Indonesia," tutup Dinno.