Berita

Sosiolog politik dan Kaprodi Pendidikan Sosiologi UNJ, Ubedilah Badrun/Repro

Politik

Tahun Lalu Laporkan Nepotisme Keluarga Jokowi ke KPK RI, Ubedilah Badrun: Puncaknya Karpet Merah untuk Anaknya

JUMAT, 08 DESEMBER 2023 | 03:00 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Tahun lalu sosiolog politik Ubedilah Badrun melaporkan dugaan tindak pidana korupsi yang boleh jadi melibatkan anak-anak Presiden Joko Widodo. Kendati Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI menerima laporan itu dengan baik, namun hingga kini belum diperoleh informasi lebih lanjut mengenai penanganannya.

Belakangan malah beredar kabar yang mengatakan, kekisruhan di KPK yang berbuntut pemberhentian sementara Ketua KPK Firli Bahuri juga diwarnai antara lain oleh kemarahan Jokowi karena laporan itu tidak dipetieskan, melainkan dibiarkan mengambang.

Kini Gibran Rakabuming Raka yang merupakan salah seorang subjek di dalam laporan Ubedilah telah resmi menjadi calon wakil presiden yang berpasangan dengan Prabowo Subianto. Perjalanan Gibran ke kursi cawapres tidak sesulit yang dibayangkan.


Berbagai akrobat politik dan hukum telah dilakukan sebelumnya untuk melanggengkang jalan putra sulung Jokowi itu.

Dalam diskusi bertema "Korupsi dan Politik Dinasti Jokowi" yang disiarkan akun YouTube @HersubenoPoint, Kamis (7/12), Badrun tidak dapat menyembunyikan kegeramannya atas praktik nepotisme ini.

“Dalam teori politik ini disebut autocratic legalism jadi praktik otoriter bersembunyi di balik undang-undang,” kata Kaprodi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.

Lanjut Ubedilah, praktik dinasti politik bukan hanya antara anak dan orang tua, namun bisa ke istri serta keluarga besarnya.

"Penelitian terakhir dalam politik dinasti ada kesimpulan dynastic democracy bahwa dinasti yang bersembunyi di balik demokrasi dia ikut elektoral tapi sebetulnya yang ikut adalah anaknya, istrinya, keponakannya. Puncaknya ketika sang presiden beri karpet merah kepada anaknya itu puncak satu proses autocratic legalism," papar Ubedilah.

Itu sebabnya, Ubedilah berharap anak muda atau mahasiswa mampu lebih kritis dan menyuarakan pendapat terkait keadaan bangsa saat ini.

Sementara itu, Ketua BEM UGM, Gielbran Mohammad, menilai pembiaran anak dan mantu Jokowi mengisi jabatan walikota dan ketua umum partai politik merupakan bentuk politik porno.

"Kalau teman-teman tahu saya sebut politik porno Jokowi dan trah politik itu benar-benar tanpa malu. Secara vulgar melakukan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan," ucap Gielbran.

Cara ini, lanjut Gielbran tentu akan merusak tatanan demokrasi yang ada.

"Saya tidak benci Jokowi secara personal, saya benci Jokowi dan trah politik karena secara sistem politik, ideologis, mereka merusak sistem demokrasi," tegas Gielbran.

Senada dengan Gielbran, Menko Sospol KM ITB Reno Suwono mengatakan, seharusnya generasi muda saat ini dipertontonkan oleh capres dan cawapres hal-hal yang mengedepankan gagasan serta visi-misi.

Bukan sebaliknya, menggunakan berbagai cara untuk mengisi kekosongan jabatan dengan menaruh anggota keluarganya.

"Seharusnya demokrasi diisi oleh ruang-ruang gagasan, visi misi, dan parpol harus berperan. Sangat tidak etis itu soal politik dinasti, kalau anda lihat anaknya dimajukan cawapres, ada yang jadi walikota dan ketum parpol," tutup Reno.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya