Berita

Pakar keamanan siber, Pratama Dahlian Persadha/Repro

Politik

Pakar Kritik Menkominfo Anggap Tak Penting Pengamanan Siber

MINGGU, 03 DESEMBER 2023 | 08:59 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Pakar keamanan siber, Pratama Dahlian Persadha menyesalkan sikap Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi yang tidak menganggap penting keamanan siber, sehingga kasus pembobolan data di lembaga pemerintah terus terulang.

Hal itu disampaikan Pratama saat menjadi narasumber kanal YouTube Bambang Widjojanto, dikutip pada Minggu (3/12).

"Saya nggak ngerti kalau ada pejabat (bilang) data (DPT) ini nggak penting," kata Pratama.

Bahkan, kata Pratama, Menteri Kominfo pernah mengatakan bahwa kebocoran data perselingkuhan lebih berbahaya.

"Data itu data biasa saja, yang lebih bahaya itu data selingkuhan terbongkar," kata Pratama mengutip pernyataan Menteri Kominfo.

Bambang pun menimpali dengan pernyataan tegas, kalau  Budi Arie Setiadi tidak pantas menjadi menteri.

"Dia tak pantas jadi menteri," kata Bambang.

Pratama melanjutkan, apabila 204 juta data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 tidak penting, lantas buat apa diterbitkan UU No 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi.

"Itu UU yang mengurusi data pribadi masyarakat, bahkan di seluruh dunia, semua sudah konsen dengan data pribadi. Sayangnya di Indonesia tidak seperti itu," kata Pratama.

Pratama nenambahkan, DPT Pemilu 2024 merupakan data lengkap yang berisi nama, nomor NIK, nomor KK, tanggal lahir, dan alamat.

"Lengkap semuanya, termasuk juga lokasi TPS (Tempat Pemungutan Suara)," kata Pratama

Sebelumnya, akun anonim Jimbo di situs peretasan BreachForums pada Senin (27/11) pukul 09.21 WIB, mengunggah data yang diklaim didapat dari KPU (kpu.go.id).

Jimbo mengaku memiliki lebih dari 250 juta (252.327.304) data. Usai penyaringan data terduplikasi, sisanya adalah 204.807.203 data unik, hampir sama dengan jumlah warga di Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU yang berjumlah 204.807.222 orang.

Ia menyediakan sekitar 500 ribu data sebagai sampel yang bisa dilihat para pengguna BreachForums. Sampel data tersebut memuat nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), tanggal lahir, hingga alamat. Penjahat siber ini menjual data tersebut dengan harga 2BTC atau 74 ribu Dolar AS (Rp1,14 miliar).





Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya