Ketua DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan di ruang Aula Kantor DPTW PKS Jatim, Jumat (1/12)/Ist
DPW PKS Jawa Timur (Jatim) kembali menggelar Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) yang diikuti oleh santri dari berbagai kabupaten di Jatim.
Kegiatan ini bertujuan untuk mencetak generasi muda yang cinta kepada ilmu dan ulama.
Hal itu disampaikan Ketua DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan saat memberi sambutan di kegiatan Semifinal LBKK yang digelar di ruang Aula Kantor DPTW PKS Jatim, Jumat (1/12).
"Kita cinta khazanah keilmuan Islam. LBKK ini juga wujud cinta pada ulama. Karenanya PKS komitmen menggelar kegiatan ini setiap tahunnya. Ini tahun ke-7," ujar Irwan, dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (2/12).
Tak hanya itu, Irwan juga menyebut bahwa LBKK ini merupakan upaya untuk menjaga aqidah ahlussunnah wal jamaah dan NKRI berdasarkan Pancasila.
Baginya, LBKK juga merupakan upaya untuk menempatkan para santri dan ulama di posisi terhormat.
"Dunia pesantren, para ulama dan santri harus ditempatkan pada posisi terhormat agar dapat berkontribusi besar dan menentukan perjalanan bangsa ke depan. Untuk itulah LBKK ini digelar," jelasnya.
Menurutnya, bangsa Indonesia tidak cukup dikelola oleh orang-orang pintar. Lebih dari itu, bangsa ini membutuhkan orang-orang yang punya komitmen, berintegritas, beriman kuat, serta berakhlak mulia.
"Dan itu semua banyak dikontribusikan dari kalangan pesantren, ulama, dan santri," tegasnya.
Irwan juga mengapresiasi antusiasme para santri Jawa Timur yang jumlahnya disebut menggembirakan.
"Saya mengapresiasi peran para santri milenial dan gen z yang telah turut berpartisipasi dalam lomba baca kitab kuning edisi ke-7 ini. Selalu saja menggembirakan jumlahnya. Antusiasnya luar biasa," ungkapnya.
Peserta LBKK dari Jatim menjadi urutan peserta terbanyak kedua secara nasional setelah Jawa Barat. Dengan jumlah peserta sebanyak 231 orang santri muda milenial dan gen z sebagai peserta.
Baginya, pemuda tidak boleh hanya ditempatkan sebagai penerima manfaat dari suatu program kegiatan, tetapi juga harus terlibat sebagai pengendali dalam prosesnya.
"Tidak sekadar sebagai objek tapi sebagai subjek. Tentunya santri dan santriwati bagian tidak terpisahkan didalamnya. Termasuk para peserta LBKK VII ini," beber dia.
Dalam setiap kehidupan masyarakat, dia menambahkan, pemuda menjadi kekuatan yang diharapkan dapat membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
"Jika kaum mudanya sudah memaksimalkan potensi diri masing-masing, maka bisa dipastikan masa depan masyarakatnya akan berubah menjadi lebih baik," kata caleg DPRD Provinsi dari dapil Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi ini.
Kekuatan pemuda, menurutnya, adalah kekayaan bersama bangsa bagi seluruh dunia. Baginya, wajah anak muda adalah wajah masa lalu, masa kini dan masa depan kita.
“Tidak ada segmen dalam masyarakat yang dapat menandingi kekuatan, idealisme, semangat dan keberanian kaum muda,” pungkasnya.