Berita

Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis/RMOL

Politik

Soal Debat Capres-Cawapres, TPN Ganjar-Mahfud: KPU Hapus Kesempatan Publik Kenali Calon Pemimpin

SABTU, 02 DESEMBER 2023 | 21:18 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Model debat calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) turut dikritisi Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, menilai KPU bukan hanya telah melanggar ketentuan Pasal 277 UU No 7/2017 tentang Pemilu juncto Pasal 50 PKPU 15/2023 tentang Kampanye.

"Tetapi juga akan menghilangkan kesempatan publik untuk menilai secara utuh kualitas cawapres, yang akan menjadi orang Nomor 2 di republik ini," ujar sosok yang kerap disapa Todung itu kepada wartawan, Sabtu (2/12).

Dia menilai, model debat yang ditetapkan KPU adalah tidak memisahkan antara debat antar capres dengan debat antar cawapres. Melainkan, cawapres akan ditemani capresnya dalam setiap kali debat, dan bisa dibantu berbicara.

"UU Pemilu memang tak menjelaskan pemisahan debat capres dan cawapres, selain mengatakan bahwa debat akan dilakukan sebanyak 5 kali. Tetapi penjelasan pasal 277 UU Pemilu menegaskan bahwa debat itu terdiri atas 3 kali debat capres dan 2 kali debat cawapres," urainya.

Maka dari itu, Todung mempertanyakan konsistensi Ketua KPU RI, Hasyim Asyari dalam menjalankan perintah undang-undang terkait debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) peserta Pilpres 2024.

Sebab dalam pandangannya, capres-cawapres adalah dwi tunggal yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Tetapi menurutnya, rakyat tetap berhak mengetahui kualitas, pengetahuan, komitmen, dan kesiapan cawapresnya.

Sebab bagi Todung, bukan mustahil dalam keadaan presiden tak bisa menjalankan fungsinya, wakil  presiden yang akan mengambil alih tugas dan fungsi sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara.

“Di sini wakil presiden bukan semata-mata ban serep. Wakil presiden adalah pemimpin. Terus terang, saya menyayangkan kalau KPU memutuskan debat antar cawapres (seolah menjadi) ditiadakan,” tuturnya.

Maka dari itu, Todung mendesak KPU memakai paradigma yang utuh dalam menentukan model debat antarcawapres 2024, agar harapannya rakyat tidak memilih kucing dalam karung.

“Kembali saja kepada format yang sudah diatur dalam UU Pemilu dan PKPU 15/2023. Ketua KPU atau KPU tak berwenang mengubah apa yang ditulis dalam UU Pemilu," tandasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya