Berita

Megawati Soekarnoputri (tengah) dalam acara pembukaan Conference of the AFEO (CAFEO) Ke-41 di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, pada Rabu (22/11). /Ist

Politik

Terima Penghargaan AFEO, Megawati Cerita Sosok Bung Karno sebagai Insinyur dan Filsuf

RABU, 22 NOVEMBER 2023 | 15:46 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menerima penghargaan tertinggi dari Federasi untuk organisasi profesi keinsinyuran se-Asean (Asean Federation of Engineers Organisation/AFEO).

Penghargaan itu diberikan secara langsung dalam acara pembukaan Conference of the AFEO (CAFEO) Ke-41 di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, pada Rabu (22/11).

Dalam sambutannya, Megawati mengatakan profesi insinyur juga butuh pemahaman filsafat, sistem politik, hingga pemahaman tentang rakyat dan bangsanya. Ia mengaku dirinya sangat tertarik dengan cara berpikir insinyur.


Sebab, menurut dia, insinyur selalu melihat persoalan yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana atas pendekatan analitis yang mengedepankan inovasi.

“Insinyur selalu menerapkan prinsip penyederhanaan dan melihat berbagai opsi guna memutuskan mana yang paling feasible, dan sekaligus memberikan manfaat nyata bagi manusia,” kata Megawati.

Megawati memahami hal tersebut setelah melihat sang ayah, Proklamator dan Presiden pertama RI yang merupakan insinyur, Soekarno. Seorang insinyur selalu kokoh dalam disiplin ilmunya, melihat praksis sosialnya, dan bagaimana peran pentingnya dalam transformasi kemajuan bangsa.

Bung Karno, menurut Megawati, adalah sosok yang detail, membumi dan visioner. Dalam setiap kesempatan kunjungan ke luar negeri, Bung Karno selalu mendorong kerjasama pengiriman para pemuda Indonesia ke luar negeri untuk menguasai ilmu-ilmu dasar, dan ilmu-ilmu teknik.

Megawati lalu bercerita pengalaman saat Juni 1956, Bung Karno ke Jerman. Di sana, Putra Sang Fajar menegaskan bahwa kemajuan bangsa Jerman hanya bisa terjadi karena kemampuan para insinyurnya yang begitu berdisiplin di dalam mengembangkan ilmu teknik.

“Bung Karno menyebut Jerman sebagai Bumi Penemuan. Ada cerita yang menarik. Saat itu ada seorang profesor Jerman ahli metalurgi yang bertemu dengan Bung Karno. Profesor ini mempelajari kandungan logam yang ada di keris. Semua sudah diketahui, namun ketika mau membuat keris seperti yang kita punya, ternyata tidak berhasil. Pertanyaan profesor tersebut ke Bung Karno, apa yang salah? Yang salah adalah karena kamu bukan orang Indonesia,” urai Megawati.

Demikian pula ketika berkunjung ke Tiongkok pada Oktober 1956, Bung Karno berpidato di hadapan rakyat Tiongkok dan menegaskan bahwa sebagai seorang insinyur, Beliau bertugas membangun gedung dan jembatan. Hanya saja yang kini dibangun adalah “Jembatan Persahabatan” dengan bangsa Tiongkok.

Dari situ, Megawati menilai para insinyur memiliki daya imajinasi tentang masa depan. Daya imajinasi inilah yang juga dimiliki Bung Karno, yang membayangkan bangunan Indonesia Raya yang harus berdiri kokoh. Fondasi ini berakar kuat ke buminya Indonesia, dan lahir sebagai kristalisasi seluruh falsafah, nilai-nilai, dan hakikat tentang makna dan tujuan berbangsa-bernegara.

“Fondasi bangunan Indonesia Raya inilah yang dikenal dengan Pancasila,” kata Megawati.

Atas dasar itu, bagi Megawati, profesi insinyur itu saja tidak cukup soal matematika atau ilmu teknik. Insinyur juga butuh pemahaman filsafat, sistem politik, hingga pemahaman tentang rakyat dan bangsanya.

“Belajar dari Bung Karno, menjadi insinyur saja tidak cukup, diperlukan pemahaman terhadap filsafat, sistem politik, sistem ekonomi dan kebudayaan serta pemahaman holistik tentang rakyat, tanah air, dan bangsa,” pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya