Berita

Ilustrasi sarjana/Net

Publika

Pendidikan Formal

SENIN, 20 NOVEMBER 2023 | 08:05 WIB | OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI

IJAZAH palsu kembali dijadikan jualan politik. Lulusan sarjana dibedakan dengan kursus, sehingga yang dipersoalkan adalah kompetensi sebagai sarjana untuk mendapat legitimasi moral sebagai seorang pemimpin.

Pemimpin yang berpendidikan tinggi. Urusan ijazah palsu ini dibentur-benturkan untuk mendegradasikan dan melakukan pembunuhan karakter.

Persoalannya sesungguhnya sangat sederhana sebagaimana materi pengajian dari guru agama Gus Baha di banyak edisi youtube. Youtube merupakan inovasi perluasan dari santri. Santri yang semula dibedakan sebagai santri mondok dan santri kalong.

Dikatakan sebagai santri kalong, karena murid belajar agama tanpa mondok. Belajar agama di luar jam sekolah formal. Bisa belajar ketika setelah pulang sekolah dan belajar setelah magrib atau terutama setelah isya, atau ketika setelah menunaikan ibadah sholat shubuh.

Bisa juga belajar agama di hari minggu pagi. Kemudian berkembanglah inovasi tersebut, yaitu santri youtube, santri televisi, atau lebih tepat bukan disebut sebagai santri, melainkan orang yang belajar agama tanpa serifikasi dan berijazah.

Gus Baha menjelaskan tentang mengapa guru mengaji yang sudah hafal, mahir, dan menguasai berbagai hadits, isi Al-Qur’an dan berbagai kitab-kitab berat, namun guru mengaji dipimpin oleh ketua Yayasan, yang penguasaan ilmu agamanya tidaklah selengkap guru ngaji.

Demikian pula para professor, doktor, magister, dan atau sarjana yang bekerja di pabrik, dimana pemilik pabrik secara ekstrim tidak lulus sekolah formal.

Jadi, dalam  hal kepemimpinan itu aspek ketuhanan justru terlihat semakin besar, di mana yang menjadi pemimpin bukanlah disyaratkan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sungguh ditunjukkan perbedaan antara kepemimpinan dengan kesejahteraan dan kemakmuran. Juga antara pemimpin usia muda dan usia tua.

Artinya, terdapat nostalgia romantisme sejarah, dimana Bung Karno adalah lulusan sarjana teknik ITB Bandung. Lulusan yang sangat prestisius dan dihormati. Unggulan. Bung Karno pun selanjutnya mendapat banyak sekali penghargaan sebagai doctor honoris causa dari berbagai lembaga perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.

Apa yang dialami oleh Bung Karno, kemudian berkembang dengan pilihan meraih gelar doktor melalui sekolah formal, maupun jalur honoris causa. Bahkan bukan merupakan hal yang aneh, apabila untuk meraih gelar penghargaan sebagai professor melalui jalur jenjang akademis formal sebagai guru besar yang mendapat penugasan untuk mengajar di dalam kelas.

Pilihan lainnya adalah menjadi professor dari jalur honoris causa. Profesor kehormatan. Profesor yang dihormati.

Persoalannya adalah tidak semua orang rela menerima keberadaan jalur di luar formal akademis, sebagamana orang-orang yang tidak kunjung berhasil move on dapat menerima nasihat agama dari Gus Baha. Sama sulit menerima lolosnya Gibran sebagai Cawapres.

Penulis adalah peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), yang juga pengajar Universitas Mercu Buana

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya