Berita

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres/Net

Bisnis

Korban Terlalu Banyak, Sekjen PBB Curiga Israel Lakukan Operasi Militer di Luar Hukum

KAMIS, 09 NOVEMBER 2023 | 13:55 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Tingginya angka korban tewas di Jalur Gaza, membuat PBB menaruh curiga terhadap operasi militer yang dijalankan Israel selama satu bulan terakhir.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres pada Rabu (8/11) mengatakan seperti ada yang salah dengan operasi militer Israel.

Meskipun Hamas memang salah dengan menggunakan penduduk Gaza sebagai perisai manusia, tetapi jumlah korban sipil yang tewas dinilai terlalu banyak.

"Namun ketika kita melihat jumlah warga sipil yang terbunuh dalam operasi militer, ada sesuatu yang jelas salah (pada Israel),” ujarnya, seperti dimuat Arab News.

Menurut Guterres, laporan kematian yang terus meningkat selama perang Gaza, hanya akan membuat citra Israel menjadi lebih buruk di mata global.

"Penting untuk membuat Israel memahami bahwa operasi militer bertentangan dengan kepentingan mereka. Perang tidak akan membantu Israel memperbaiki opini publik global," kata Guterres.

Perang meletus setelah Hamas melakukan serangan ke wilayah Israel pada 7 Oktober lalu. Tel Aviv melaporkan 1.400 orang tewas dan lebih dari 240 lainnya masih disandera oleh militan Palestina.

Sejak itu Israel melakukan tindakan pembalasan terhadap Hamas, meluncurkan invasi darat dan laut hingga blokade yang memperparah krisis kemanusiaan.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza di bawah otoritas Hamas melaporkan bahwa telah ada 10.569 orang tewas akibat perang, 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menolak pernyataan Guterres dan mengatakan bahwa jumlah korban tewas tersebut tidak dapat dipercaya karena dikeluarkan oleh Hamas.

Dia kemudian melawan argumentasi Guterres dengan merujuk pada perbandingan jumlah korban di Perang Kedua.  

Erdan mengatakan, jika kecurigaan Guterres timbul karena jumlah korban Israel dan Palestina sangat jauh, maka ini juga berlaku pada perang yang dilakukan Inggris dan Amerika Serikat saat melawan Jerman.

"Dibandingkan di Jerman, jumlah korban Inggris dan AS selama perang Dunia Kedua jauh lebih sedikit. Apakah ini berarti ada yang salah juga dengan kedua negara tersebut?" ujarnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya