Berita

Saham Korea Selatan Melonjak Setelah Regulator Melarang Short Selling/Net

Bisnis

Short Selling Dilarang, Saham Korea Selatan Melonjak

SENIN, 06 NOVEMBER 2023 | 10:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Saham Korea Selatan melonjak menyusul langkah regulator yang menerapkan kembali larangan short-selling selama sekitar delapan bulan sebagai bagian dari upaya menghentikan penggunaan taktik perdagangan ilegal untuk mengekang gejolak pasar.

Bloomberg melaporkan, indeks acuan Kospi melonjak sebanyak 2,7 persen, memimpin kenaikan di antara indeks regional di Asia pada Senin pagi (6/11).

Saham-saham yang baru-baru ini mengalami lonjakan posisi short-selling, termasuk LG Energy Solution Ltd. dan Posco Future M Co., termasuk di antara yang mengalami kenaikan terbesar. Sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik sebanyak 4,4 persen.


Komisi Jasa Keuangan Korsel mengatakan pada Minggu (5/11), bahwa posisi short-selling baru akan dilarang untuk ekuitas di Indeks Kospi 200 dan Indeks Kosdaq 150 mulai Senin hingga akhir Juni 2024.

Pembatasan penjualan saham pinjaman di era pandemi telah dicabut. untuk kedua alat pengukur tersebut hanya pada bulan Mei, sementara larangan tetap berlaku untuk sekitar 2,000 saham.

Langkah ini dilakukan menjelang pemilihan umum Majelis Nasional di Korsel pada bulan April, di mana persepsi masyarakat terhadap short-selling masih sangat negatif.

Beberapa anggota parlemen dari partai yang berkuasa mendesak pemerintah untuk menghentikan sementara aksi short-selling saham sebagai tanggapan atas tuntutan investor ritel, yang telah melakukan protes terhadap praktik tersebut. Kebanyakan short-selling di Korea Selatan dilakukan oleh investor institusi.

"Larangan terbaru ini tidak biasa karena pihak berwenang secara komprehensif melarang short sell pada saat tidak ada krisis keuangan," kata Huh Jae-Hwan , analis di Eugene Investment & Securities.

Kospi melonjak awal tahun ini karena hiruk pikuk pembelian baterai kendaraan listrik dan saham chip yang terkait dengan tema kecerdasan buatan.

Kekhawatiran atas ketegangan geopolitik dan tingginya suku bunga membalikkan kenaikan dalam beberapa bulan terakhir, mendorong benchmark ke dalam koreksi teknis dan hampir menghapus kenaikannya pada tahun ini.

Regulator mengatakan pihaknya kini berupaya melakukan perbaikan untuk menciptakan lapangan bermain yang setara bagi investor ritel, dengan hukuman yang lebih keras bagi pedagang yang melanggar aturan.

Meskipun mereka berpendapat bahwa short-selling menghambat pembentukan harga yang adil dan merusak kepercayaan, beberapa pengamat mengatakan larangan langsung membuat pasar menjadi kurang transparan sehingga kurang menarik. Beberapa pihak mengatakan pembatasan tersebut mungkin menghalangi pasar untuk ditingkatkan statusnya menjadi negara maju dari negara berkembang yang dilakukan oleh penyedia indeks MSCI Inc.

“Hal ini memang membahayakan status mereka dan tentu saja akan menghalangi mereka untuk mencapai status pasar maju,” kata Gary Dugan, kepala investasi di Dalma Capital Management Ltd.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya