Berita

Salah satu industri rumahan yang masih bertahan di tengah derasnya barang-barang impor/Net

Bisnis

Pemerintah Lebih Suka Impor, Industri Rumahan Mati Perlahan

SENIN, 06 NOVEMBER 2023 | 03:22 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses), Suroto menyatakan matinya industri rumahan di beberapa daerah lantaran maraknya barang-barang impor dari luar negeri.

Penyebab lainnya, menurut Suroto akibat tidak adanya organisasi yang kuat dalam mengakomodir anggotanya sekaligus memanajemen aktivitas dari hulu ke hilir.
 

Suroto mengulas contoh industri penyamakan kulit di Yogyakarta. Industri ini butuh suplai kulit dari pemotongan sapi. Kemudian, dari rumah pemotongan sapi butuh suplai peternak sapi.

Dalam penyamakan ini, butuh kulit akasia untuk bahan pelemasan kulit dari kulit akasia. Kulit akasia itu ditanam oleh petani dan kemudian dikumpulkan pedagang.
 
“Bayangkan, dari industri penyamakan kulit saja ada berapa orang yang mendapatkan pekerjaan. Berapa orang yang mendapatkan keuntungan. Belum lagi efek lain seperti industri keuangan, penjualan dan pembelian bahan bahan pembantu dan lain sebagainya,” ucap Suroto dalam keterangan tertulis, Minggu (5/11).
 
Menurut pengamatannya, industri rumahan itu semua hancur awalnya karena hal-hal sederhana. Para pembeli dari luar negeri mulai mengadu domba para pemilik industri dengan pekerjanya.
   
“Dari kasus itu, dapat kita ambil maknanya bahwa kelemahan dari industri rumahan itu ternyata mereka tidak mampu membangun kelembagaan yang baik untuk konsolidasikan diri. Datang kemudian para pedagang atau pembeli terutama dari luar negeri yang ingin mengeruk untung besar,” jelasnya.
 
“Coba andaikan para penyamak kulit, dan lainya itu memiliki suatu organisasi yang kuat untuk menyatukan visi soal urusan penentuan penjualan dan mereka mampu membangun persatuan, maka mereka tak akan mudah ditembus oleh para pembeli spekulan itu. Persaingan yang hasilkan keterpurukan tidak akan mungkin terjadi,” tuturnya.
 
Masalah lainnya, lanjut dia adalah soal kebijakan pembangunan industri basis rumah tangga kita oleh pemerintah. Menurut dia, jika pemerintah tidak korup dan menerima sogokkan para eksportir luar negeri maka industri kita tidak akan hancur.
 
Lanjut Suroto, pemerintah seharusnya melindungi industri rumah tangga kita dengan mendorong kebijakan fiskal untuk mendukung impor barang modal yang mendukung industri rumahan.
 
Kemudian memberikan insentif lainya berupa kebijakan trade off untuk mendukung logistik dan membuat kuota alokasi khusus untuk memberikan dukungan industri.
 
“Jika semua itu dilakukan, industri kita pasti akan semakin kuat dan bukanya lenyap,” tegas dia.
 
“Tapi melihat gejalanya, para elite politik dan pemerintah saat ini sepertinya lebih suka mendukung para importir dalam negeri impor barang jadi dari eksportir luar negeri untuk banjiri produk mereka ke masyarakat kita atau industri pabrikan yang dikuasai segelintir elite kaya,” pungkasnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya