Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah menurunkan Tim Tanggap Insiden Keamanan Komputer (Computer Security Incident Response Team/CSIRT) untuk mendalami dugaan peretasan jaringan milik Kemhan.
Tim CSIRT nantinya melakukan asesmen terhadap jaringan data dan internet di lingkungan Kemhan.
"Kegiatan tersebut untuk menginvestigasi dan sekaligus memastikan keamanan jaringan data dan internet di lingkungan Kemhan RI," kata Kepala Biro Humas Setjen Kemhan, Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha, dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/11).
Lanjut Edwin, sebagai langkah preventif dan guna keperluan asesmen tersebut, situs Kemhan untuk sementara dinonaktifkan.
Ini dilakukan agar tim CSIRT dapat menyelidiki dugaan peretasan data dengan lebih mendalam dan mengidentifikasi akar permasalahannya.
"Situs Kemhan merupakan sumber informasi penting bagi masyarakat, sehingga Kemhan berkomitmen untuk segera menghidupkan kembali situs resmi Kemhan setelah kegiatan asesmen selesai dan keamanan jaringan terverifikasi," papar Edwin.
Atas dugaan kebocoran data ini, Kemhan menyampaikan permohonan maaf. Pun ingin menegaskan bahwa meskipun situs Kemhan memuat sejumlah data namun tidak ada data sensitif yang berpotensi terdampak.
Nantinya, setelah melakukan asesmen terhadap jaringan data dan internet, Kemhan juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan yang ada untuk mengantisipasi dan mencegah potensi kebocoran data di masa depan.
Aksi hacker ini sebelumnya diungkap ke media sosial oleh salah satunya akun @stealthmole_int di platform X, Rabu (1/11).
Dalam unggahan itu, hacker menawarkan untuk menjual informasi berisikan dokumen dan informasi rahasia yang diambil di sistem keamanan server Kemhan.
Parahnya lagi, hacker juga menjual akses admin untuk situs tersebut, bahkan untuk meraih kepercayaan pembeli hacker menyertakan
screenshot dan menyertakan informasi sekitar 1,64 TB data yang dicuri.