Rishi Sunak dan Elon Musk/Net
Kecerdasan buatan pada akhirnya akan menjadi sangat canggih sehingga dapat menggeser peran manusia untuk melakukan pekerjaan. Miliarder pemilik platform X Elon Musk mengatakan hal tersebut kepada Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak
saat duduk bersama pada KTT Keamanan AI perdana di London baru-baru ini.
Musk sekaligus mendeklarasikan kecerdasan buatan sebagai salah satu kekuatan yang paling mengganggu dalam sejarah.
“Kemungkinan besar AI akan menjadi kekuatan untuk kebaikan, tetapi kemungkinan terjadinya hal buruk bukan nol persen," katanya, ” seperti dikutip dari
CNN, Jumat (3/11).
Musk dan Sunak berbicara dalam obrolan bergaya wawancara dari sebuah panggung di Lancaster House, sebuah gedung pemerintahan di pusat kota London yang sering digunakan untuk tujuan diplomatik, sebelum percakapan tersebut dibuka untuk pertanyaan dari para jurnalis.
Percakapan tersebut kemudian diposting untuk streaming di akun pribadi Musk di X.
Musk hadir sepanjang acara dua hari yang diadakan di Bletchley Park, markas besar program pemecah kode Sekutu selama Perang Dunia II, bersama dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris, CEO OpenAI Sam Altman, dan politisi terkemuka serta pemimpin teknologi global lainnya. Pejabat China juga hadir dalam acara tersebut.
“Saya senang melihat saat ini orang-orang menganggap serius AI,” kata Musk.
“Terima kasih atas pertemuan puncak ini. Saya pikir pertemuan ini akan dicatat dalam sejarah sebagai hal yang cukup penting," ujarnya.
Musk mengungkap beberapa prediksi mengenai AI, termasuk masa depan di mana tidak diperlukan pekerjaan dan persahabatan manusia dengan AI akan menjadi salah satu bentuk persahabatan tertinggi.
“Anda bekerja, jika Anda ingin memiliki pekerjaan – semacam kepuasan pribadi – tetapi AI akan mampu melakukan segalanya,” tambah Musk.
Musk mengatakan bahwa AI dapat menciptakan era keberlimpahan atau age of abundance dengan tidak ada kekurangan barang dan jasa. Era keberlimpahan (abundance) dikenal juga dengan istilah free/sharing economy, sehingga semua hal serba berkelimpahan dan berbiaya sangat kecil.
"AI dapat mengarah pada masa depan di mana tidak diperlukan pekerjaan dan masyarakat dapat menikmati pendapatan tinggi secara universal," katanya.
Dia juga menyebutkan manfaat dunia bimbingan AI yang bisa dimanfaatkan orang-orang seperti putranya yang memiliki ketidakmampuan belajar dan kesulitan dalam menjalin pertemanan.
Musk bukan satu-satunya tokoh terkenal yang meramalkan masa depan di mana kita semua akan bekerja lebih sedikit berkat AI. Kepala JPMorgan Jamie Dimon dan miliarder Ray Dalio berpendapat bahwa jam kerja akan dikurangi secara besar-besaran setelah mesin super cerdas mulai mengisi lowongan kerja.
KTT keselamatan AI berikutnya akan diselenggarakan oleh Korea dan Prancis dan dijadwalkan pada tahun 2024.