Dampak buruk dari perubahan iklim global yang terjadi saat ini makin terlihat dan terasa. Bahkan sejumlah ilmuwan dunia memperingatkan bahwa Bumi berpotensi mengalami bencana global yang sangat besar pada akhir abad nanti.
Pernyataan para ilmuwan ini dituliskan dalam sebuah makalah yang baru diterbitkan dalam jurnal BioScience. Makalah ini ditandatangani bersama oleh lebih dari 15 ribu ilmuwan di 161 negara.
Belasan ribu ilmuwan tersebut memperingatkan bahwa kehidupan di Bumi sedang terancam, dan terus bergerak cepat menuju "kiamat".
"Selama beberapa dekade, para ilmuwan secara konsisten memperingatkan masa depan yang ditandai dengan kondisi iklim ekstrem karena meningkatnya suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer," tulis para ilmuwan dalam makalah tersebut, dikutip dari
Futurism, Rabu (1/11).
Peneliti pascadoktoral Oregon State University (OSU) dan salah satu penulis utama studi, Christopher Wolf, menyebut dunia sedang menuju potensi keruntuhan sistem alam dan sosial-ekonomi dan dunia akibat kekurangan sumber daya alam, makanan, dan air bersih.
Sementara itu, Profesor kehutanan terkemuka di OSU, William Ripple, yang juga salah satu penulis penelitian ini menambahkan, tahun ini telah membawa pola yang sangat mengkhawatirkan. Terlebih manusia nyaris tak berbuat apapun untuk memperbaiki keadaan.
Seperti banyak ilmuwan, 12 penulis studi dan ribuan penandatangan studi tersebut tidak hanya menunjuk pada industri bahan bakar fosil yang sangat berpolusi. Tetapi juga perwakilan pemerintah yang mensubsidi mereka sebagai salah satu akar penyebab efek bola salju iklim ini.
Menurut makalah tersebut, antara 2021 dan 2022, subsidi bahan bakar fosil meningkat dua kali lipat. Dari 531 miliar dolar AS menjadi lebih dari 1 triliun dolar AS. Jumlah tersebut hanya terjadi di Amerika Serikat, belum termasuk negara-negara lain.
"Kita harus mengubah perspektif mengenai darurat iklim, dari sekadar isu lingkungan hidup yang terisolasi menjadi ancaman yang sistemik dan eksistensial," tulis para penulis makalah tersebut.
Untuk itu, beralih dari bahan bakar fosil, serta memerangi konsumsi berlebihan oleh orang-orang kaya adalah hal yang harus dilakukan dengan segera.
Dua hal itu perlu dilakukan untuk mencegah bencana lebih lanjut, sebelum abad ke-21 berakhir pada 2100 mendatang atau 77 tahun lagi.