Pemerintah Malaysia akan mencabut subsidi ayam pada 1 November mendatang. Keputusan tersebut diambil dengan dalih tren pasokan ayam saat ini sudah mulai stabil.
Hal itu ditegaskan oleh Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan, Mohamad Sabu, baru-baru ini.
"Sejalan dengan pendekatan penargetan ulang subsidi secara bertahap, pemerintah telah sepakat bahwa subsidi dan pengendalian harga hanya untuk ayam akan dihentikan sepenuhnya mulai 1 November," kata Mohamad, seperti dikutip dari
Strait Times, Senin (30/10).
Mohamad lebih lanjut menjelaskan bahwa sejauh ini subsidi tersebut telah banyak dimanfaatkan oleh orang asing dan orang-orang dengan berpenghasilan tinggi, sehingga subsidi itu diduga tidak sepenuhnya tepat sasaran.
"Alasan penghentian subsidi ayam dalam jumlah besar adalah untuk mengurangi kebocoran subsidi yang saat ini juga dinikmati oleh asing dan kelompok berpenghasilan tinggi," ujarnya dalam konferensi pers.
Saat ini, pihak Kementan dan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup Malaysia akan bekerja sama dalam memantau dengan ketat harga ayam, untuk memastikan bahwa unggas dijual dengan harga yang wajar.
Dalam kesempatan tersebut, Mohamad mengimbau agar masyarakat tidak melakukan
panic buying, karena peningkatan permintaan disebut dapat berdampak pada kenaikan harga.
Untuk mengatasi panic buying sendiri, pemerintah Malaysia berencana untuk memperluas dua programnya yaitu Jualan Rahmah, dan Madani Agro Sales, yang bertujuan untuk meringankan biaya hidup masyarakat.
Jualan Rahmah menawarkan lusinan bahan makanan, seperti telur dan minyak goreng, dengan harga lebih rendah dari harga pasar.
Sementara Madani Agro Sales merupakan program yang memungkinkan petani dan nelayan untuk menjual produk mereka langsung ke konsumen, untuk membantu mengatur harga sekaligus menambah pendapatan produsen.
"Kementerian akan memperluas Jualan Rahmah dan Madani Agro Sales di seluruh negeri untuk memasok ayam dengan harga terjangkau," pungkasnya.