Berita

Politisi senior PDIP, Aria Bima/RMOL

Politik

Aria Bima: Kami Tak Ingin Jokowi Dapat Citra Buruk akibat Toxin Relationship Orba

SENIN, 30 OKTOBER 2023 | 21:43 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Konstelasi politik Pemilu 2024 menjadi perhatian serius politisi senior PDI Perjuangan, Aria Bima. Dia berharap Presiden Joko Widodo bersikap netral, tidak condong pada kandidat tertentu, meski putra sulungnya tampil sebagai Cawapres.

"Kami (PDIP) ingin menyambut peristiwa yang baru berlangsung, dimana Capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo ingin agar presiden netral," kata Aria Bima, dalam konferensi pers dan diskusi media bertajuk Nasib Demokrasi Indonesia ke Depan, yang digelar Media Center Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, di Rumah Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Senin(30/10).

Selain itu, kata dia, aparat negara juga tetap dalam posisi netral. Tidak ada kandidat yang dianaktirikan.


"Aparat jangan ikut memengaruhi atau menekan masyarakat, dan mengarahkan untuk memilih salah satu kandidat. Kalau itu dilakukan, yang terjadi adalah kemunduran demokrasi," ucapnya.

Aria Bima juga mengatakan, netralitas yang paling berdampak adalah penyelenggara Pemilu, KPU, KPUD, dan aparat TNI teritorial, serta Polri. Sampai ke bawah harus netral.

"Bu Mega telah mengembalikan marwah TNI dan Polri dalam posisi terhormat. Jangan sampai dipakai penguasa untuk kepentingan elektoral tertentu," ujarnya.

Aria mengaku masih percaya Jokowi, bukan hanya seorang bapak yang baik, tapi juga kepala negara dan presiden yang baik. Sehingga menempatkan semua aparat, KPU dan Plt kepala daerah, dalam posisi netral.

"Kami tidak ingin toxin Orde Baru masuk dalam lingkaran. Kami akan mengawasi. Kami tetap berharap Jokowi seorang yang baik. Kami tidak ingin di akhir periode kedua ini justru dapat citra buruk akibat toxin relationship Orba," katanya.

"Kami juga berharap pemerintah ke depan menjadikan hukum sebagai panglima tertinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," tutupnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya