Berita

Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Firman Noor/Repro

Politik

Profesor Firman Noor: Dinasti Politik Hasilkan Pemimpin Karbitan

SENIN, 30 OKTOBER 2023 | 04:00 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Dinasti politik akan berdampak terhadap demokrasi di Indonesia. Salah satunya hanya akan menghasilkan pemimpin karbitan karena dipilih elit politik ketimbang berdasarkan pengalaman.

Begitu dampak yang disampaikan Peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Firman Noor saat menjadi narasumber dalam acara diskusi bertajuk "Dinasti Politik Menghambat Konsolidasi Demokrasi" yang diselenggarakan Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita melalui virtual, Minggu malam (29/10).

Firman mengatakan, dampak pertama dinasti politik adalah, demokrasi mengalami mati suri karena dibajak oleh para pelaku dinasti politik.

"Kemudian menghasilkan pemimpin karbitan karena dia dimatangkan oleh lobi elit ketimbang pengalaman," kata Firman.

Padahal kata Firman, para elit merasa punya kepentingan untuk menggilirkan kekuasaan kepada keluarganya meskipun tidak memiliki jam terbang dalam politik, bahkan tidak mengetahui apa-apa.

"Makanya tidak heran kemudian akhirnya memunculkan pemimpin yang inkapabilitas, tidak punya kapabilitas," tutur Firman.

Yang sangat mengkhawatirkan, kata Firman, adalah fungsi partai politik sebagai media rekrutmen menjadi berantakan. Di mana, ada orang yang sudah tahunan mengikuti kaderisasi, akan tetapi terkena tikungan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan.

"Sehingga orang menjadi insecure. Ngapain harus kerja-kerja secara serius karena toh akan ada satu keputusan yang tidak diperlukan kerja-kerja serius dari rakyat itu. Sehingga kader menjadi kerja seadanya," terang Firman.

Yang lebih ditakutkan lagi, kata Firman, akan ada pertanyaan dari masyarakat tentang masih perlu atau tidak terhadap sistem demokrasi.

"Nah pertanyaan inilah yang membahayakan kita semua. Karena jangan-jangan kita semua menjadi ragu terhadap demokrasi. Dan ketika ada langkah-langkah atau manuver politik antidemokrasi kita menerimanya pada akhirnya sebagai satu kewajaran," kata Firman.

"Ini sangat berbahaya. Dan gejala-gejalanya sudah muncul juga belakangan ini ya. Bagaimana langkah-langkah yang antidemokrasi itu kita terima menjadi sebuah kewajaran," sambungnya.


Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya