Berita

Pelabuhan Gwadar di Pakistan, salah satu proyek CPEC/Net

Dunia

Kondisi Internal Pakistan Kacau Bikin Proyek Ambisius CPEC dengan China Terancam

MINGGU, 29 OKTOBER 2023 | 17:24 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Proyek ambisius Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) yang dahulu digambarkan sebagai peluang emas bagi Pakistan, kini terancam mengalami hambatan.

Pada saat China merayakan ulang tahun kesepuluh Belt and Road Initiative(BRI) baru-baru ini, investasi di CPEC, salah satu investasi terpenting dalam inisiatif itu dikabarkan terhenti.

Menurut perjanjian yang disepakati oleh Pakistan dan China pada 2015, sejumlah miliaran dolar diinvestasikan dalam proyek ini untuk mengembangkan jaringan kereta api, jalan raya, dan infrastruktur energi di Pakistan. Namun, permasalahan internal di Pakistan telah menimbulkan ketidakpastian dan keraguan dari kemajuan proyek tersebut.


Upaya promosi yang kuat oleh China melalui media dan intelektual di Pakistan awalnya meningkatkan harapan masyarakat terhadap proyek ini. Namun, ketidakstabilan politik dalam negeri Pakistan, bersama dengan sikap masyarakat yang seringkali reaktif, serta tingkat religiusitas yang tinggi, telah mengakibatkan penurunan dukungan dari pihak Beijing.

Bahkan, baru-baru ini, China menyatakan ketidaksetujuannya terhadap permintaan Pakistan untuk dana tambahan dalam beberapa proyek CPEC.

Selain itu, mengutip Pardafas, Minggu (29/10), pemerintahan Pakistan juga dilaporkan telah melemahkan kepercayaan Beijing dan penduduk setempat, dengan menyetujui proyek-proyek di wilayah Gilgit-Baltistan yang diduduki secara ilegal dan Jammu Kashmir (PoJK) yang diduduki Pakistan, tetapi tidak memberikan royalti kepada penduduk setempat.

Di Gwadar, Balochistan, pemerintah negara itu bahkan membiarkan proyek CPEC beroperasi tanpa memberikan manfaat ekonomi yang signifikan kepada penduduk setempat, sehingga membuat masyarakat di wilayah itu melakukan banyak aksi protes, bahkan berujung kekerasan hingga kematian dalam perlawanan terhadap proyek CPEC.

Di saat yang sama, penduduk setempat menyuarakan kekhawatiran mereka bahwa CPEC adalah bagian dari strategi "jebakan utang" China melalui "pinjaman predator," yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap ekonomi Pakistan di masa depan.

Seorang pakar urusan Asia Selatan di Woodrow Wilson International Center di Washington, Michael Kugelman, mengaitkan penurunan progres CPEC dengan faktor ekonomi dan keamanan. Krisis ekonomi yang melanda Pakistan dan perlambatan ekonomi China disebut telah menjadi penyebab rusaknya proyek-proyek baru dalam CPEC.

“Pemberontak seperti kelompok Baloch yang selalu aktif, kembalinya Pakistan Tehreek-e-Taliban, dan kehadiran kelompok yang menyebut diri mereka ISIS (Khorasan) telah mengancam investasi dan kelancaran proyek CPEC,” kata Michael.

Selain itu, kekhawatiran juga timbul dari kurangnya kejelasan mengenai tanggal pemilihan umum di Pakistan. Segala sesuatunya dapat dengan mudah berubah menjadi buruk, dan arena politik Pakistan kemungkinan besar tidak akan stabil dalam waktu dekat, sementara stabilitas politik di negara ini menjadi prioritas bagi China, yang memiliki tujuan strategis di Pakistan.

Pendapat lainnya juga muncul di kalangan masyarakat Pakistan, dengan sebagian besar menyatakan keraguan mengenai manfaat yang mereka terima dari CPEC, sementara beban utang publik dan pembayaran kepada perusahaan-perusahaan China terus meningkat.

Secara keseluruhan, CPEC, yang pernah dianggap sebagai pintu emas bagi Pakistan menuju revolusi ekonomi, kini harus menghadapi tantangan yang signifikan, mulai dari ketidakpastian politik hingga ancaman terorisme yang masih ada di dalam negeri, yang diprediksi akan semakin menghambat proyek konektivitas tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya